Tahun
1871, batu permata ditemukan di sebuah bukit kecil bernama Colesberg
Koppie di Kimberley, Afrika Selatan. Penemuan itu langsung mengubah
wajah kota yang terletak sekitar 430 kilometer sebelah tenggara
Johannesberg tersebut menjadi tempat terjadinya demam permata. Daerah ini tiba-tiba menjadi terkenal dan mengundang para petambang untuk menggali kekayaan bukit Colesberg Kippie ini.
Tentu
saja penggalian untuk mencari permata mengharuskan petambang merangsek
isi bukit sampai jauh ke dalam perut bumi. Hanya dalam hitungan bulan,
lebih dari 30.000 petambang melakukan penggalian di wilayah De Beers,
Consolidated Diamonds. Alam yang semula dipenuhi bukit indah, di dalam
buminya digerogoti lubang galian karena tanah galian harus dikeluarkan
dari perut bumi.
Batu
permata terkenal yang berasal dari lubang ini, antara lain Star of
Africa yang terdapat pada mahkota kerajaan Inggris. Lubang galian pun
ditinggalkan para petambang begitu permata didapat. Akibatnya, terjadi
lubang yang ditinggalkan para petambang itu , yang saat ini berukuran
300 meter x 200 meter di permukaan tanah.
Sedangkan
ke dalaman tanah yang terbentuk karena penggalian sekitar 1,100 meter.
Lubang ekskavasi yang disebut Lubang Besar itu kini sebagian besar
digenangi air hujan. Kalau demikian, selain kerusakan lingkungan, lubang
besar dengan genangan air akan menimbulkan mara bahaya bagi orang yang
berkunjung ke daerah ini, jika tidak hati-hati dan akhirnya tercebur ke
dalam lubang maut.
Sumber : Geo Weeks.
0 komentar