Hewan
kurban sapi terkadang melawan saat hendak dipotong. Perlawanan sapi
sebelum darah menetes dari tubuhnya sudah dimulai ketika keempat kakinya
diikat tukang jagal. Setelah perlawanan sapi tidak berhasil mengalahkan
sang algojo dan terbaring pasrah, maka golok pun langsung mengoyak
leher sapi.
Darah
segar pun muncrat keluar dari leher yang terpotong dan menetes ke bumi.
Itulah kegiatan rutin tahunan yang sebentar lagi akan dirayakan Umat
Islam dengan Hari Raya Idhul Adha. Menjelang hari raya itu berlangsung
dalam hitungan hari ke depan, saat ini hewan kurban sapi, kambing, domba
sudah banyak dijual di pinggiran jalan di Ibukota Jakarta. Sapi
terkadang berani melawan tuannya bahkan melukai dengan sabetan ekornya
atau tendangan kakinya, sebagaimana dialami oleh seorang guru besar
ini.
Mengutip
surat kabar The Korea Times, Senin ( 23/9 ), beberapa hari jelang hari
raya Chuseok, Minggu ( 15/9 ) Profesor Park sedang merekam gambar seekor
sapi besar hitam yang sebelumnya berhasil dia klon. Sapi tidak senang
gambarnya diabadikan lewat kamera video yang ditenteng pak profesor.
Ketidaksenangan sapi hitam itu dia tunjukkan dengan menyerang pak
profesor Park selama 15 menit.
Profesor
Park sulit menyelamatkan diri karena mengenakan pakaian khusus dan
bersepatu bot yang berat untuk diangkat. Akibatnya ia terluka parah di
bagian rusuk dan tulang belakang sehingga harus dirawat selama delapan
pekan. Beberapa luka yang ada pada tubuh profesor menyiratkan bahwa sapi
hitam itu galak dan bengis saat melukai lawannya.
Seorang
mahasiswa yang jadi saksi mata atas mengamuknya sapi hitam yang melukai
pak profesor mengatakan, " Sapi hitam itu hasil klon profesor yang
terkenal dengan klon dari sel sapi yang telah mati. Tidak jelas benar
apa penyebabnya sehingga sapi itu mengamuk. " Sapi hitam itu memang
galak dan suka mengamuk di kandangnya.
The Korean Times / DWA.
0 komentar