Menjaga
otak tetap aktif sejak kanak-kanak hingga tua dapat membantu mengatasi
demensia dan kehilangan memori saat tua. Demensia ditandai dengan
penurunan daya ingat, kemampuan menalar dan menilai, serta kemampuan
berbahasa. Demensia berbeda dengan pikun. Pikun biasanya hanya lupa
pada hal-hal yang detail, sedangkan demensia adalah lupa sama sekali
dengan apa yang terjadi pada diri, termasuk kebutuhan dasar seperti
makan, minum, buang air atau bicara.
Sekitar
sepertiga penurunan kemampuan kognitif pada orang tua disebabkan
abnormalitas otak, seperti kerusakan otak akibat stroke atau adanya plak
dari protein amiloid beta terkait dengan penyakit alzheimer. Namun,
aktivitas yang membuat otak aktif juga memengaruhi tingkat penurunan
kognitif. " Aktivitas kognitif otak memengaruhi seberapa cepat dan parah
penyakit otak. Itu ditandai oleh persoalan memori dan kemampuan
berpikir, " kata peneliti Robert S Wilson, ahli neuropsikologi dari
Universitas Rush, Chicago, Amerika Serikat, kepada Livescience, Rabu (
3/7 ).
Penelitian
yang dimuat dalam jurnal Neurology itu dilakukan dengan melihat contoh
jaringan otak dan hasil tes kognitif 294 responden yang rata-rata
diikuti selama 5,8 tahun. Selama penelitian, responden ditanyai tentang
kegiatan kognitif mereka selama anak-anak dan awal dewasa.
Kegiatan
kognitif itu meliputi membaca, menulis, bermain catur hingga
mengunjungi teater dan museum saat dewasa. Hasilnya, mereka yang otaknya
aktif sejak kanak-kanak hingga tua memiliki kesehatan otak yang lebih
baik dibandingkan mereka yang kurang melakukannya.
Sumber : Kilas Iptek/Livescience/MZW.
0 komentar