Ampas
kelapa yang telah diperas untuk diambil santannya bisa dimanfaatkan
sebagai penyerap ion logam berat Cr ( III ) alias kromium. Inovasi ini
dikembangkan oleh Raden Wahid Hanafi dan Nenny Widiani, mahasiswa
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.
Menurut Wahid, ion kromiom berbahaya karena bisa menimbulkan kanker.
Ion
itu antara lain berasal dari limbah industri electroplating ( pelapisan
logam ) dan penyamakan kulit. Upaya pengendalian limbah logam berat Cr (
III ) sudah banyak dilakukan. Berbagai bahan penyerap telah
dimanfaatkan untuk mengurangi kandungan Cr ( III ) dalam limbah, tetapi
hasilnya belum memuaskan.
Selulosa
dan galaktomanan mengandung situs aktif. Situs aktif tersebut mampu
mengikat ion logam berat. Selain itu, ampas kelapa mempunyai pori-pori
yang dapat menjebak ion logam berat.
Berdasarkan
penelitian ini, ampas kelapa yang dibuat menjadi arang dapat digunakan
secara efektif untuk menyerap ion logam berat Cr ( III ) pada
konsentrasi 100 ppm. Konsentras9i Cr ( III ) yang terserap sebesar
94,046 ppm dan daya serap arang ampas kelapa 2,351 mg per gram.
Sumber : Kilas Iptek / UNY.ACID/ELN
0 komentar