Akibat adanya teror tentu
menakutkan semua orang jika korbannya yang tidak tahu apa-apa langsung
menemui ajal. Tindakan teror sudah meresahkan semua orang sehingga perlu
penanganan serius oleh pihak berwajib agar tidak memakan korban lagi.
Sedemikian mencekamnya teror itu membuat warga desa Khlong Charon Wai di
Provinsi Chachoengsao, Thailand menjadi resah.
Teror
yang sudah berlangsung selama satu dekade ini membuat Chaluay
Khamkajit, wanita berusia 72 tahun ditemani suaminya berpikir, bagaimana
mencegah teror itu agar tidak masuk rumahnya lalu merambat ke
tetangganya. Untuk mengatasi teror ini terpaksa keduanya memasang gembok
dan katapel untuk menangkal teror itu. Gerakan melawan teror ini lalu
diikuti 150 keluarga di desa yang terletak 80 kilometer dari Bangkok.
"
Kalau makanan yang dicuri bisa dicari lagi, akan tetapi kalau
obat-obatan itu sangat berharga dan susah dicari," kata Chaluay
Khamkajit yang mensinyalir adanya teror monyet laut ini karena
habitatnya tempat mencari makan sudah beralih fungsi. Semula habitatnya
berupa hutan yang menyusut karena penebangan liar dan dialihkan
fungsinya menjadi areal tambak udang.
Keruan
saja monyet laut tidak tinggal diam. Kawanan monyet yang semula mudah
mencari makan menjadi sulit dan memutuskan mencari makan ke dalam desa.
Kepla Desa Chatree Kaencharoen mengatakan, " Adanya penebangan liar
membuat monyet mencari makan di rumah penduduk, " katanya.
Sebagian
warga desa juga memberi makan membuat hewan itu ketagihan untuk minta
makan. Akibatnya, ratusan monyet datang menyerbu desa mencari makan saat
fajar dan petang hari jelang matahari terbenam. Kelompok World Wide
Fund for Nature ( WWF ) mengatakan, manusialah yang merusak habitat
monyet, bukan sebaliknya, " kata Ditektur WWF Thailand Petch Manopawitr.
Monyet
laut ekor panjang mudah beradaptasi dengan manusia. Jika dia dimanjakan
dengan diberi makan terus menerus, mereka akan datang menagih jatah.
Jika ada makanan di rumah penduduk, tanpa segan kawanan monyet laut akan
masuk rumah dan tanpa permisi akan mengambil sendiri makanan itu tanpa
sungkan.
AFP / UPI.
0 komentar