Pekerjaan
menunggu sesuatu boleh jadi dirasakan membosankan bagi sebagian orang.
Namun, menunggu sesuatu yang membuatnya dapat pengalaman baru boleh jadi
malah menyenangkan. Bahkan pekerjaan menunggu ini boleh dikatakan hal
baru yang tengah dirasakan oleh warga kota Lodz di Polandia saat ini
yang membuatnya senang bahkan terkagum-kagum dengan hal baru ini.
Pasalnya,
kini warga kota Lodz di Polandia tengah tak lagi bosan jika disuruh
harus berhenti menunggu lampu merah di ruas jalan kota ini. Warga kota
yang tengah berkendara di saat kena lampu merah dan harus berhenti
menunggu lampu hijau menyala kembali, disuguhi pemandangan yang
membuatnya berdecak heran. Karena pemandangan baru inilah, mungkin
banyak pengendara kendaraan bermotor yang biasanya kesal kena lampu
merah, boleh jadi akan berharap mudah-mudahan laju kendaraannya akan
berhenti di lampu merah.
Harapannya,
dengan menari di lokasi lampu merah, pengendara yang tengah terjebak
dan harus berhenti di lampu merah sedikit terhibur dan tidak marah-marah
karena lama menunggu lampu merah beralih ke hijau. " Tari tiang selalu
diidentikkan dengan tarian erotis, kelab tari telanjang atau tarian
go-go. Dengan tarian tiang jalanan ini, kami ingin mengubah stereotip
itu, " ungkap Karolina Kicinska ( 25 ), Selasa ( 8/7 ).
Karolina
Kicinska, mahasiswi jurusan bioteknologi molekuler yang menjadi pelopor
tari tiang jalanan di Lodz ini, menyatakan, tari tiang sesungguhnya
merupakan aktivitas olahraga murni. Bahkan tari ini sebagai bentuk seni
yang menggabungkan unsur-unsur akrobatik, senam dan latihan kebugaran.
" Tari ini membutuhkan banyak tenaga dan kelenturan, " katanya.
Kicinska
dan teman-temannya pertama kali menari di jalanan dalam sesi pemotretan
untuk mempromosikan studio tari mereka yang bernama Avocado. Setelah
mendapat sambutan positif dari warga, mereka memutuskan untuk melakukan
aksi secara rutin. Untung mereka tak beraksi di Jakarta, jika adegan
tari itu dilakukan, bisa menambah parah kemacetan karena pengendara akan
terbengong-bengong melihat aksi berani mereka.
( AFP/UPI/DHF ).
0 komentar