Azad
Singh, 22 tetap dihormati para siswi sekolah perempuan di kawasan
Haryana, India kendatipun dia mempunyai masalah dengan tinggi tubuhnya
tak lebih daripada dada mereka. Azad yang hanya bertinggi tiga kaki atau
sekitar 90 cm itu disebut-sebut sebagai guru terpendek di dunia. Di
sekolah itu, guru komputer ini selalu mengenakan baju untuk anak-anak
berusia tujuh tahun.
Ia
dipanggil muridnya dengan sebutan Chotu atau tuan kecil. " Orang
memperlakukanku dengan berbeda. Namun kini aku mempunyai pekerjaan
dihormati, " ujar Azad seperti dilansir Daily Mail, (4/3 ). Saat
mengajar di sekolah ini Azad hanya dibayar 120 pounds atau sekitar Rp.
1,7 juta sebulan.
Meski
demikian Azad tetap senang menjalankan tugasnya sebagai pengajar di
sekolah ini. " Saya tetap bangga dengan profesi mulia ini, " ujarnya.
Saya juga tidak mau memikirkan anggapan orang-0rang. Karena saya telah
mendapatkan dengan apa yang telah saya inginkan.
Badan
Azad tak tumbuh layaknya orang normal sejak usia lima tahun. Kondisi
ini membuat Azad akrab dengan cemohan rekan-rekannya. Dia bahkan sempat
ditakut-takuti bakal diculik untuk diikutkan dalam pertunjukkan sirkus.
- Azad Singh dengan keluarganya saat santai di rumahnya yang sejuk di kawasan Haryana India.
- Azad Singh duduk di meja di ruangan kelas tempat dia mengajar ilmu komputer.
- Azad Singh berdiri di apit oleh murid wanitanya yang cantik-cantik saat waktu istirahat belajar.
- Azad Singh mengajar. Karena badannya pendek, maka dia berdiri di atas meja saat menerangkan pelajaran ilmu komputer.
Semua
cemohan alias ejekan tersebut tak membuat Azad berkecil hati. Dia
bahkan mengaku lebih kuat dalam menjalani hidup ini. Semangat hidup
serta daya juang Azad itu menjadi panutan kedua adiknya.
Selain
Azad, adik kandungnya, Laxmi ( 19 ), juga mengalami gangguan fisik
serupa. Hanya adik terkeceil mereka yang bernama Suman yang saat ini
berusia 15 tahun yang memiliki badan normal. " Dia membuatku merasa
sangat bangga, " kata Suman tentang abangnya, Azad yang tetap setia
dengan profesinya sebagai guru di sekolah puteri.
( Daily
Mail/O-Newspaper ).
0 komentar