Perburuan
spesies langka dan eksotis di seluruh dunia merisaukan petugas
perlindungan satwa liar yang tengah berupaya meningkatkan populasi
mahkluk tersebut. Di Afrika selatan tahun lalu, hampir 700 ekor badak
dibantai oleh pemburu liar. Sang pemburu tanpa takut merasa bangga bahwa
hobinya membantai binatang yang dilindungi, menemukan penyaluran lewat
acara berburu binatang liar di alam bebas.
Lalu
nasib gajah pun sama. Dia mati di tangan pemburu liar yang mengambil
gadingnya untuk diselundupkan ke negara lain. Meskipun sudah ada upaya
mengatasi masalah tersebut, perburuan liar masih terus saja merajalela.
Dalam
aksinya, WWF melepas dua pasang pesawat tanpa awak ke Afrika dan Asia
sebagai bagian dari rencana antiperburuan liar. Biaya untuk kegiatan ini
mencapai 5 juta dollar AS. Mereka berencana menambah dua pasang
pesawat serupa tahun depan dan nantinya total 4 pesawat dioperasikan.
Pesawat
tanpa awak itu berupa pesawat kecil dengan pengontrol jarak jauh.
Pesawat juga dilengkapi dengan kamera dan alat sensor. Selanjutnya data
yang dikumpulkan pesawat tersebut akan dikirmkan ke petugas penjaga
hutan lewat alat penerima mini guna membantu upaya pencegahan aksi
pemburu liar.
Menurut
Geoweek Februari 2013, teknologi tersebut tidak menghindarkan petugas
penjaga hutan dari bahaya penyerangan oleh para pemburu liar. Akan
tetapi teknologi tersebut bisa memberi informasi yang berguna dalam
membantu para petugas untuk melakukan manuver pada pemburu liar. Dengan
bantuan teknologi pesawat tanpa awak, diharapkan akan mengurangi
perdagangan liar gajah serta badak.
( Sumber : Geo Week ).
0 komentar