Situasi Yunani akhir-akhir ini semakin runyam tak menentu. Krisis ketidakpercayaan terhadap pemerintah semakin besar, datang dari oposisi atau rakyat yang menolak penghematan anggaran pemerintah. Hal ini membuat negara-negara pemerintahan di Uni Eropa enggan memberikan kucuran dana talangan lanjutan. Akibatnya Yunani didera demo besar-besaran mogok massal dan pekerja PLN pun ikut mogok kerja.
Aksi protes dilayangkan para pekerja pembangkit listrik negara Yunani ( PPC ). Mereka melakukan aksi protes sejak Minggu malam dan masih berlangsung sampai Rabu ( 22/06 ). Akibatnya Athena dan wilayah sekitarnya mengalami pemadaman listrik. Para karyawan PPC menolak penjualan perusahaan negara itu demi penghematan keuangan negara.
Penolakan rakyat atas penghematan membuat Yunani sedang krisis atau gagal bayar utang. Kegagalan ini membuat guncangan finansial di seluruh dunia. Tidak saja perbankan Yunani, perbankan Eropa juga akan terpukul. Selain Yunani krisis juga tengah melanda Portugal, Irlandia dan menyusul Italia. Perdana Menteri Yunani George Papandreou menjamin program penghematan anggaran keuangan sebesar 28 miliar Euro atau setara Rp. 346 triliun berjalan sesuai rencana menjelang pemungutan suara mosi tidak percaya.
Di tengah krisis utang Yunani yang tengah melanda negeri itu, ada kisah seorang warga Yunani yang memegang teguh soal kesetiaan seorang wanita tua. Wasiliki Lambidou demikian nama perempuan tua itu biasa disapa tetangganya, setia menaikkan bendera Yunani di perbatasan Yunani dengan Turki, dua negara yang sejak lama memiliki konflik sejarah. Sejak 1962 Lambidou tinggal di dekat Sungai Evros, yang membelah kedua negara itu. Sejak itu pula, setiap pagi hari Lambidou tak pernah alpa mengibarkan bendera di Yunani di depan rumahnya.
Perempuan tua renta yang setia dengan kebiasaannya itu meninggal dunia dalam usia 107 tahun akhir pekan lalu dan telah dimakamkan pada Senin (20/6) di Dewa Marasia. Selain rajin mengerek bendera negaranya, dia juga dihormati oleh tentara Yunani dari beberapa generasi yang bertugas di pos perbatasan dekat rumahnya. Dengan senang hati nenek budiman ini mencucikan baju dan membuat masakan untuk tentara yang sedang jaga di pos perbatasan tidak jauh dari rumahnya.
Dia sudah dianggap sebagai ibu bagi tentara Yunani yang bertugas di pos perbatasan. Sejumlah foto Lambidou dengan para prajurit beda generasi yang bertugas di pos penjagaan, terpampang di dinding rumahnya. Karena itu tidak mengherankan ketika hari pemakaman tiba, berbagai kalangan yang mengenal dekat dengan dirinya hadir dalam upacara perkabungan.
Sumber : AP/AFP.
0 komentar