ON LINE

Followers

PARTIKEL DEBU BERASAL DARI AFRIKA.

Diposting oleh BLOG SEHAT ALAMI Jumat, 13 Desember 2013

Sebanyak tiga perempat dari jumlah partikel  debu yang mengelilingi atmosfer kita berasal dari Afrika. Angin berembus dari timur ke barat melintasi Gurun Sahara, menerbangkan kumpulan debu ke udara sampai Atlantik. Salah satu efek positif dari debu Sahara adalah partikel-partikel debu itu memengaruhi pembentukan badai di cekungan Atlantik.

Miturut Geo Week dalam salah satu ulasannya, mengatakan meskipun belum sepenuhnya yakin akan mekanisme yang terjadi, para ahli memastikan bahwa embusan udara kering dari pesisir Afrika berujung pada pembentukan badai-badai tropis di barat Atlantik. Akibatnya udara kering itu penuh dengan partikel-partikel debu yang masuk ke dalam atmosfer ketika melintasi Atlantik dan kemudian mengelilingi dunia. Akibatnya, belasan badai debu memenuhi udara dalam setahun terakhir ini.


Yang disebut debu adalah sejenis partikel, atau aerosol, yang mengambang di atmosfer. Para ilmuwan membedakan debu ini menjadi debu dari partikel hasil kegiatan manusia seperti asap, jelaga, atau jenis penyebab polusi lainnya, serta debu dari  partikel alami, seperti debu gurun atau debu letusan gunung api.
Debu adalah sejenis partikel, atau aerosol mengambang di atmosfer. Para ilmuwan membedakan debu ini menjadi debu dari partikel hasil kegiatan manusia seperti asap, jelaga, atau jenis penyebab polusi lainnya. Sedangkan debu dari partikel alami, seperti debu gurun atau debu letusan gunung api.
Gurun Sahara memasok separuh dari seluruh debu yang terbawa hingga ke atmosfer setiap tahun. Debu Sahara jauh lebih “murni” daripada debu dari gurun pasir Asia atau Amerika Serikat.
Gurun Sahara memasok separuh dari seluruh debu yang terbawa hingga ke atmosfer setiap tahun. Debu Sahara jauh lebih “murni” daripada debu dari gurun pasir Asia atau Amerika Serikat.
Dampaknya angin tropis Atlantik merupakan yang terkering selama tiga dekade. Awal tahun ini, para ilmuwan mempelajari pola terjadinya badai, memprediksi musim badai aktif di Atlantik. Namun, peningkatan udara kering dari Sahara menggagalkan prediksi itu karena fenomena yang ada justru menenangkan calon badai.

Para ilmuwan tidak yakin apakah kondisi semakin bertumbuknya debu merupakan bagian dari siklus alamiah. Ataukah akibat sistem tekanan tinggi di Sahara. Yang mana pun, hal itu membuat kita semakin sulit memprediksi terjadinya badai.

Sumber : Geo Week.

0 komentar

Posting Komentar

SOFTWARE PSR.

ARUMSEKAR ON FACE BOOK.

REIKI LIKE

KOTA DAN NEGARA

STATISTIK ALEXA

About Me

Foto saya
Saya adalah manusia biasa seperti Anda juga yang sama-sama mengarungi hidup ini dengan menjalin tali persahabatan.Masih ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan khususnya bidang kesehatan alami. Karena itu saya tertarik belajar REIKI dan dengan REIKI pula saya belajar menyembuhkan diri sendiri dari gangguan penyakit. Namun demikian saya juga berteman dengan kalangan medis yang berprofesi dokter, perawat sekaligus sebagai Praktisi Reiki. Dengan merekalah saya belajar untuk menjadi manusia sehat baik jasmani dan rukhani. Senang melakukan perjalanan dinas karena tuntutan pekerjaan.

Blog Archive

ARUM ON BLOG SPOT COM.