Sebelum
era 1900 - an, serigala hanyalah predator alami bagi anjing hutan. Oleh
karena itu serigala membantu pengendalian populasi anjing hutan. Akan
tetapi, setelah era 1990 - an, manusia membantai serigala dari wilayah
Amerika Utara. Hal ini memicu persebaran anjing hutan.
Kemampuan
hidup di berbagai iklim, makanan variatif, dan tingkat reproduksi yang
subur membantu anjing hutan bermigrasi ke seluruh penjuru benua. Di
wilayah urban, sebagaimana dirilis situs GeoWeek, anjing hutan tidak
banyak diburu. Akibatnya aning hutan merupakan ancaman bagi binatang
piaraan dan anak-anak.
Terlebih
lagi, persilangan anjing hutan dengan serigala dan anjing piaraan
menghasilkan blasteran yang berpotensi menjadi lebih berbahaya dari pada
anjing hutan murni. Peranakan anjing hutan dengan anjing piaraan
menghasilkan blasteran coydog yang mencampurkan naluri pemangsa alami dengan naluri lebih jinak dalam berinteraksi dengan manusia.
Di bagian timur Amerika Utara, anjing hutan yang bersilang keturunan dengan serigala melahirkan coywolf. Coywof
berbadan lebih besar. Oleh karena itu lebih berbahaya sebagai pemangsa.
Blasteran coywolf diyakini sebagai pelaku serangan terhadap manusia di
wilayah urban belakangan ini.
Sumber : Geo Week.
0 komentar