Sebagian negara di Wilayah Asia yang saat ini tengah dilanda bencana angin ribut dan banjir besar akibat curah hujan cukup tinggi, ternyata tidak berlaku bagi negara Brazil. Negara Brazil justru tengah dilanda musim kering dimana pola cuaca ekstrim terjadi di hutan tadah hujan terbesar di kawasan Amazon Brazil, sehingga mengakibatkan sungai Amazon mulai mengering dan tandus.
Kalangan ilmuwan memprediksi musim kering aikan semakin berkepanjangan akibat fenomena El Nino, musim badai topan di Samudra Atlantik dan kerusakan hutan yang berpengaruh kuat terhadap perubahan iklim. Dampak dari keringnya Sungai Amazone mengakibatkan ribuan perahu motor tak dapat beraktivitas. Debit air anak sungai Amazone, sungai Rio Negro dan Solimoes juga terus menyurut drastis.
Sementara itu bantaran sungai mengalami longsor sehingga mengancam kawasan permukiman warga yang tinggal di pinggir sungai. Di kota kecil Careiro Da Varzea yang memiliki populasi penduduk 23 ribu jiwa, bencana tanah longsor terjadi di wilayah permukiman. Kendati tidak dilaporkan adanya korban jiwa, organisasi pecinta lingkungan Green Peace menyatakan 27 kawasan Brazil berstatus keadaan darurat.
Saat ini warga sekitar Sungai Amazon mulai bergantung pada bantuan darurat. Pemerintah Brazil mengumumkan bantuan darurat 13,5 milyar dolar Amerika untuk negara bagian Amazon dan sejauh ini telah mendistribusikan 600 ton bantuan. Studi internasional pada musim kering terburuk di tahun 2005 lalu mendapati adanya kerusakan hutan Amazon yang mengakibatkan pelepasan gas carbon lebih dari emisi gas rumah kaca negara Eropa dan Jepang.
Sumber : Reuters/Manaus Brazil. Photo by REUTERS/Bruno Kelly/Amazonaspress .
0 komentar