Empat belas tewas dan beberapa orang lainnya menderita luka-luka akibat ledakan ranjau di provinsi Battambang, Kamboja Kamis ( 18/11 ). Menurut sumber pemerintah, ranjau tersebut adalah ranjau anti tank peninggalan perang tahun 1990-an. Ledakan terjadi ketika para korban yang tengah menaiki sebuah trailer yang ditarik traktor melintas di jalan pedesaan di propinsi Battambang.
Ledakan yang mengakibatkan 14 orang tewas termasuk seorang bayi perempuan dan sembilan wanita lainnya. Selain menelan korban jiwa, ledakan ranjau juga mencederai beberapa orang lainnya. Para korban yang menderita luka-luka segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk memperoleh perawatan.
Para korban, salah seorang di antaranya anak perempuan berusia satu tahun, tengah dalam perjalanan pulang dari ladang cabai, ketika traktor rakitan mereka melewati ranjau. Sopir traktor memilih jalan pintas dengan melewati lahan yang dulu menjadi ajang pertempuran sengit antara kelompok Khmer Merah dan tentara pemerintah.
Kepala kepolisian wilayah Banan menyebut kecelakaan ini sebagai tragedi. "Sangat menyedihkan 14 orang dari satu keluarga meninggal," kata Buth Sambo, kepala kepolisian Banan kepada kantor berita AFP. Data resmi menunjukkan ranjau-ranjau seperti ini memakan korban setiap pekan. Belum lama ini, ledakan di provinsi Battambang menyebabkan lima keluarga mengalami luka dan cacat seumur hidup.
Saksi mata di tempat kejadian menuturkan ia mendengar suara ledakan keras dan melihat sejumlah orang tergeletak di pinggir jalan. Sumber pemerintah kepada Reuters mengatakan, ranjau tersebut adalah jenis ranjau anti tank peninggalan perang tahun 1990-an. Saat itu Kamboja tengah dilanda konflik antar kelompok yang sudah berlangsung sejak tahun 1980 hingga pertengahan tahun 1990-an.
Pihak-pihak yang berseteru seperti Khmer Merah dan faksi-faksi lainnya menanam ranjau di ladang dan jalan-jalan pedesaan Kamboja. Menurut organisasi bantuan kemanusiaan Handicap Internasional, lebih dari 60.000 orang telah tewas dan sebagian luka-luka akibat ledakan ranjau sejak konflik di negeri itu mulai pecah.
Sumber : World/Reuters/Cambodia - Mine Blast.
0 komentar