Perdana Menteri Kamboja memimpin upacara berkabung di Phnom Penh untuk mengenang para korban tragedi festival air Kamis ( 25/11 ). Sedikitnya 456 orang tewas terinjak-injak di jembatan Koh Pich di Phnom Penh Senin malam lalu saat berlangsungnya festival air yang dipadati warga Kamboja.
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan ratusan warga berkumpul di jembatan Koh Pich untuk mendoakan arwah para korban yang tewas. Korban tewas terjadi dalam kericuhan saat berlangsungnya festival air di ibukota Kamboja. Warga termasuk pejabat-pejabat pemerintah dan sanak saudara meletakkan bunga dan membakar hio.
Di lokasi terjadinya tragedi yang menewaskan lebih dari 400 orang, Hun Sen dan istrinya Bun Rany tak dapat menahan air mata saat meletakkan bunga di jembatan itu. Penghormatan kenegaraan di Phnom Penh diikuti pula oleh para pejabat senior pemerintahan Kamboja, termasuk Menteri Luar Negeri Hor Namhong. Bergantian, mereka ikut membakar dupa dan berdoa.
Raja Sihamoni tidak menghadiri upacara tersebut, tetapi ayahnya, Norodom Sihanouk yang masih sangat dihormati rakyat Kamboja, mengirimkan surat duka dari Beijing, di mana ia tengah menjalankan perawatan kesehatan. Norodom Sihanouk dan istrinya menyampaikan kedukaan yang dalam lewat surat tersebut, yang dipampang di halaman pertama koran koran lokal Kamboja.
Para bhiksu mendoakan mereka yang meninggal. Penguburan dan kremasi dilaksanakan di berbagai kota di Kamboja. Keluarga korban dan mereka yang selamat masih mempertanyakan, apa sebetulnya yang menjadi penyebab tragedi tersebut. Insiden terjadi di jembatan Koh Pich yang menghubungkan Phnom Penh dengan pulau Berlian di seberang. Kericuhan berawal ketika sejumlah warga tersengat aliran listrik lampu jembatan sehingga menimbulkan kepanikan dan saling dorong mendorong.
Menurut saksi mata jembatan Koh Pich sempat goyang ketika warga yang jumlahnya ribuan orang berlarian diatas jembatan. Karena beban berat pengunjung yang memadati badan jembatan, maka jembatan pun menjadi oleng seperti akan roboh. Pengunjung pun panik dan sebagian tercebur ke dalam sungai dan sebagian lagi tersengat arus listrik. Pengunjung lainnya saling dorong mendorong untuk menyelamatkan diri yang mengakibatkan banyak orang terinjak-injak jatuh pingsan bahkan meninggal dunia di tempat kejadian.
Festival yang mengambil tempat di pertemuan sungai Tonle Sap dan sungai Mekong tersebut dihadiri setidaknya oleh 2 juta orang. Perdana Menteri Hun Sen menyatakan bahwa tragedi ini merupakan yang terburuk sejak Khmer Merah, yang berkuasa 1975 hingga 1979, menewaskan seperempat dari populasi penduduknya. Para pengritik menuding pihak penyelenggara festival dan aparat keamanan bertanggungjawab atas terjadinya tragedi tersebut. Setiap tahunnya sekitar lima juta warga dari berbagai desa di pedalaman Kamboja mendatangi Phnom Penh untuk mengikuti festival air.
Sumber : Asia/Reuters/DW-World/Cambodia - Mourning Ceremony.
0 komentar