Gunung Merapi yang kembali meletus Jumat dinihari ( 05/11 ) kembali memuntahkan awan panas dan meluluhlantakkan kawasan di sekitar gunung. Letusan kali ini merupakan yang paling dahsyat sejak tahun 1870. Korban tewas hingga Jumat pagi tadi sudah mencapai angka 30 orang, kemungkinan korban tewas akan terus bertambah karena para korban mengalami luka bakar cukup banyak dan harus memerlukan pertolongan segera untuk menyelamatkan jiwanya.
Awan panas yang dimuntahkan gunung Merapi menerjang sangat kuat hingga ketinggian 8 kilometer di saat banyak warga desa sedang tertidur lelap. Dusun-dusun yang berada di kecamatan Cangkringan Sleman luluh lantak dan sebagian rumah yang terletak 17 kilometer dari puncak Merapi hangus terbakar. Awan panas menerjang beberapa menit sebelum tengah malam. Penduduk yang tinggal di zona aman berjarak sekitar 17 km dari Merapi ternyata juga kena semburan awan wedhus gembel. Di daerah itu banyak warga tidak mengungsi karena merasa masih dalam jangkauan daerah aman.
Kini daerah aman diperluas hingga 20 kilometer. Jumlah pengungsian pun kini mencapai 62.500 orang yang kini memadati pendopo Kabupaten Klaten. Kepala Badan Geologi Kementrian ESDM menyatakan desa-desa yang berada di areal 15 km dari puncak Merapi harus dievakuasi yaitu 8 desa di kabupaten Sleman, 17 desa di kabupaten Magelang, Boyolali 3 desa dan kota Klaten 4 desa. Jumlah korban tewas terus bertambah sementara korban luka-luka dan sedang dirawat di rumah sakit Dokter Sarjito mencapai 63 orang.
Menurut informasi dari tim SAR diduga masih banyak korban yang berada di dusun-dusun tersebut. Karena itu tim berencana kembali ke atas untuk mengevakuasi korban yang belum ditemukan dan korban luka lainnya yang masih hidup. Dampak hujan abu Merapi juga telah menyebar meluas hingga wilayah Jawa Barat seperti kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Garut dan kabupaten Bandung.
Sumber : Warta Siang /Photo by : Yahoo News Room.
0 komentar