Transaksi
keuangan di jaman modern sekarang ini jarang yang menggunakan uang
tunai dalam jumlah besar. Di samping tidak aman jika transaksi itu
diketahui orang yang tidak berkepentingan, juga mengundang mara bahaya
jika uang hasil transaksi itu ditenteng dalam tas. Karena itu lebih baik
transaksi dengan uang tunai dalam jumlah besar dilakukan lewat transfer
antar rekening bank dari pembeli ke penjual.
Namun
tidak mudah melakukan transaksi keuangan jika yang dilihat hanya
deretan angka yang masuk kolom kredit buku rekening bank milik penjual
dan bukan ujud uang kontan bertumpuk-tumpuk jika transaksi itu dalam
jumlah besar nilainya. Karena itulah terpaksa si penjual unit apartemen
di kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, Tiongkok timur, ngotot minta
pembayaran tunai dalam ujud uang kontan. Terpaksalah si pembeli
apartemen bernama Song minta pengawalan polisi saat mengambil uang di
rekening banknya untuk disetorkan ke penjualnya.
Kalau
uang yang diambil dari bank sedikit tentu tidak mengundang perhatian
orang banyak, namun yang terjadi transaksi pengambilan uang tunai untuk
membayar apartemen itu berjumlah 1,2 juta yuan atau sekitar Rp 2,2
miliar. Tentu saja ini membuat repot si pembeli yang harus menghitung
uang tarikannya di depan teler kurang lebih setengah jam. " Butuh waktu
setengah jam hanya untuk menghitung uang sebanyak itu, " ujar perwira
polisi Wang Yingjun.
Menurut
Jinling Evening News yang dikutip laman berita Global Times, Song
terpaksa minta pengawalan polisi untuk mengambil uangnya di bank. Polisi
yang mengawal pun dengan hati-hati mengikuti sampai selesai transaksi
jual-beli apartemen. Song pun terpaksa mengikuti kemauan sang penjual
apartemen yang ternyata gagap dalam hal teknologi khususnya transaksi
elektronik bank.
Memang
repot jadinya, padahal segala kemudahan sudah ada di depan mata dengan
hadirnya teknologi modern khususnya transaksi elektronik bank lewat
internet.
AFP.
0 komentar