Pengamatan
gunung api yang akan meletus kini tak hanya menggunakan peralatan di
Bumi, tetapi juga satelit pemantau deformasi di sekitar gunung api.
Deformasi menandakan terjadinya pergerakan magma di bawah permukaan
tanah. " Terjadinya deformasi tidak selalu menandakan akan meletusnya
gunung api, " kata ahli kebumian dari Universitas Bristol, Inggris,
Susanna Ebmeler, seperti dikutip Livescience, Sabtu( 19/4 ).
Satelit
itu sudah memantau deformasi pada 198 gunung api selama 18 tahun.
Pengamatan berbasis satelit itu memakai metode Radar Bukaan
Interferometri Sintesis ( InSAR ), yaitu menggunakan gelombang radar
untuk melihat pergerakan sejumlah titik di tanah pada area seluas
ratusan kilometer persegi tanpa memerlukan instrumen apa pun di Bumi.
Teknik
itu bisa menghasilkan peta deformasi dari luar angkasa. Meski demikian,
InSAR belum bisa menggantikan sepenuhnya pengamatan landas Bumi karena
pengamatan berbasis satelit hanya sebagai tambahan untuk gunung yang
sulit dijangkau.
Sumber : Kilas Iptek / MZW.
0 komentar