Praktisi
reiki yang sudah mahir melakukan self healing juga distance healing
diharapkan dalam tubuhnya senantiasa dialiri energi reiki, membuat
tubuhnya senantiasa sehat dan bugar dalam keseharian. Akan tetapi
kesehatan tubuh dalam diri tidak selamanya selalu ada . Bahkan energi
penyakit akan selalu saja masuk tubuh, jika kita tidak bisa menjaga
kesehatan dengan baik.
Terlebih
dalam musim pancaroba yang tidak keruan batasannya tahun ini, penyakit
gampang masuk tubuh, termasuk energi negatif yang ditimbulkan oleh virus
juga energi negatif karena keracunan makanan. Untuk menyembuhkannya,
energi negatif itu harus dikeluarkan dari tubuh pasien dan
menggantikannya dengan energi positip, yaitu reiki. Teknik penyaluran energi postingan terdahulu
menitikberatkan pada pengeluaran energi negatif pasien perorangan atau
masal, dengan posisi salah satu telapak tangan ( kanan ) mengarah ke
tubuh pasien, sementara telapak tangan satunya lagi ( kiri ) mengarah ke
bumi / tanah.
Teknik
pengeluaran energi negatif virus dari dalam tubuh umumnya dilakukan
dengan posisi salah satu telapak tangan menghadap ke pasien, sementara
telapak tangan satunya lagi menghadap ke bumi. Selama sesi pengeluaran
energi penyakit virus dari dalam tubuh pasien, misalnya 30 menit, sudah
tentu menguras tenaga praktisi reiki, membuatnya lelah dan capai.
Apalagi jika yang menerima reiki dalam jumlah banyak di tempat berbeda,
sudah barang tentu semakin lelah, apabila kita terlalu konsentrasi pada
upaya penyembuhan.
Namun,
jika penyaluran reiki dengan niat menghisap energi virus dilakukan
dengan santai, rileks, dekonsentrasi, energi kita tak akan terbuang,
sebab yang mengalir ke masing-masing pasien adalah energi reiki.
Demikian pula jika kita melakukannya dengan ngotot, berusaha semaksimal
mungkin, energi yang mengalir boleh jadi energi pribadi praktisi reiki
dan bukan energi reiki yang kita akses saat memberikan afirmasi di awal
kegiatan me-reiki. Oleh karena itu, ada baiknya kita berusaha santai,
rileks dan biarkan reiki bekerja apa adanya tanpa kita ulang-ulang
mengarahkannya selama proses healing pasien.
Jika
saat posisi mengeluarkan energi negatif dengan posisi salah satu tangan
mengarah ke pasien, sementara telapak tangan satunya lagi menghadap ke
bumi, membuat lelah, kita coba teknik pengeluaran energi negatif
sekaligus grounding pada diri seorang pasien. Kita lakukan penyaluran
energi reiki ke chakra mahkota pasien dan meminta kedua telapak tangan
pasien merentang di samping tubuh, menghadap ke tanah / bumi. Kita
afirmasikan, agar energi penyakit pasien yang ada dalam tubuh keluar
lewat chakra kedua telapak tangan ( atau chakra kedua telapak kaki
pasien ).
Kita
beri afirmasi energi negatif pasien diganti dengan energi positif.
Selama sesi healing, kita minta pasien untuk merasakan apakah ada
getaran pada chakra kedua telapak tangannya, juga chakra kedua telapak
kakinya. Jika pasien peka ia akan merasakan ketidaknyamanan pada chakra
kedua telapak tangannya yang diarahkan ke bumi, demikian pula
ketidaknyamanan pada chakra kedua kakinya saat menempel tanah.
Ketidaknyamanan
itulah sensasi dari energi negatif yang sedang didorong keluar tubuh
oleh energi reiki, terasa kedua telapak tangan atau kaki seperti
tertusuk jarum, paku atau tergores benda tajam. Menyaluran reiki ke
chakra mahkota pasien dengan kedua telapak tangan praktisi tepat berada
di atas ubun-ubun, lebih rileks dan tidak membuat pegal salah satu
tangan karena kedua-duanya mengarah ke chakra mahkota pasien. Sedangkan
posisi membuang energi negatif penyakit disalurkan keluar tubuh lewat
chakra telapak tangan pasien, juga chakra kedua telapak kaki pasien.
Anda
sebagai praktisi reiki terserah ingin memilih posisi mana saat
memberikan healing pasien. Apakah cara klasik dengan mengarahkan ke
tubuh pasien, improvisasi dengan teknik pengeluaran energi negatif model
postingan terdahulu yang
membuat lelah, atau cara terakhir di postingan ini. Terserah, sebagai
praktisi reiki yang sudah berpengalaman Anda bisa melakukan inovasi
teknik pengeluaran energi negatif penyakit agar mencapai kerja maksimal,
pasien sembuh dari penyakitnya.
0 komentar