Penyakit rapuh tulang atau osteogenesis imperfecta ( OI ) belum bisa diobati dengan baik. Penyakit keturunan itu membuat tulang seseorang rapuh hingga mudah fraktur atau retak.
Seorang
penderita OI bisa memiliki 200-300 fraktur saat berusia 18 tahun.
Pemicunya adalah kerusakan atau ketidakmampuan tulang membentuk jaringan
ikat akibat kekurangan kolagen tipe tertentu.
Namun,
uji coba pada tikus memberikan harapan. Penelitian tim Akademi
Kedokteran Baylor di Universitas Texas, AS, menunjukkan aktivitas
tranformating growth factor-beta ( TGF-Beta ) pada tikus penderita OI
berlebihan.
TGF-Beta
adalah protein yang berperan mengoordinasikan pembentukan dan
pembentukan ulang tulang. Seperti dikutip BBC, Senin ( 5/5 ), uji klinis
percobaan pada manusia direncanakan dilakukan akhir tahun ini atau awal
tahun depan.
Sumber : Kilas Iptek / BBC / MZW.
0 komentar