Luasan
dan ketebalan es di Laut Arktik mencapai titik maksimum setiap bulan
Maret dan minimum tiap bulan September. Tutupan es di Arktik, Maret
2016, termasuk terendah dalam 40 tahun terakhir. " Musim dingin di
Arktik tahun ini cukup hangat, suhunya 5,5-8,3 cerajat celcius di atas
normal, " kata peneliti Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika
Serikat ( NASA ), Walt Meier, Sabtu ( 26/3 ).
Kini,
sekitar 50 persen massa atau volume es di Arktik telah hilang. Bahkan,
tahun 2015, tutupan es di Arktik adalah keempat yang terendah sejak
1970. Tutupan es terendah di Arktik terjadi tahun 2012, hanya 3,41 juta
kilometer persegi.
Dengan
berkurangnya lapisan es, sinar matahari akan semakin banyak diserap
lautan dan membuat suhu lautan kian hangat. Suhu hangat tersebut akan
merambat ke perairan khatulistiwa hingga memengaruhi pola cuaca umum di
wilayah tropis. Untuk memahami perubahan tutupan es di Arktik itu, NASA
berencana mengirim misi riset dalam beberapa hari ke depan.
"
Perubahan tutupan es itu terasa nyata, tetapi prosesnya belum bisa
dipahami sepenuhnya, " kata Walt. Secara pasti, berkurangnya tutupan es
tidak hanya mengganggu biota-biota laut, tetapi juga kelangsungan hidup
manusia.
Sumber : Kilas Iptek / Livescience / MZW.
0 komentar