Penelitian
menggunakan model pemrediksi populasi spesies selama 30 tahun (
1980-2010 ) dan data dari ribuan sukarelawan pencinta burung
menunjukkan, perubahan iklim mengubah habitat burung di Eropa dan
Amerika Serikat. Peningkatan suhu itu menguntungkan sebagaian spesies
karena membuat mereka mampu meningkatkan populasi dan memperluas
jangkauan. Namun, sebagian lain justru dibuat tidak nyaman dengan
habitat aslinya.
- Burung Robin sangat sensitive terhadap perubahan cuaca. Ia lebih menyukai berada dalam lingkungan yang sejuk dan teduh. Berada di lingkungan dengan kondisi cuaca yang panas dapat memperpendek umur burung Robin. Karena habitatnya berada di kawasan Eropa, burung Robin yang hidup pada kawasan ini dikenal dengan nama Robin Eropa (european robin) yang memiliki nama latin Erithacus rubecula.
Temuan
yang dipublikasikan di jurnal Science itu menunjukkan, makin hangat
suhu musim dingin menyebabkan populasi burung wren pemakan lebah
meningkat di utara Eropa, beberapa tahun terakhir. Sementara itu,
populasi burung robin makin turun di selatan Amerika Serikat dan
meningkat di wilayah utaranya. Stephen Wills, pemimpin penelitian dari
Universitas Durham, Inggris, kepada BBC, Kamis ( 31/3 ), mengatakan,
jika populasi spesies meningkat, berarti perubahan iklim mengungtungkan.
Sebaliknya,
jika populasi turun, berarti hangatnya suhu justru merugikan mereka.
Burung-burung itu membawa manfaat bagi pertanian. Selain itu
burung-burung itu juga memakan hama tanaman dan membantu ekosistem
bekerja.
Sumber : Kilas Iptek / BBC / MZW.
0 komentar