Hari perkabungan nasional selama tujuh hari wafatnya Mantan Presiden Abdulrahman Wahid telah usai. Tentu kita sebagai warganegara Indonesia yang ditinggalkan almarhum masih merasakan kesedihan mendalam. Demikian pula nun jauh di belahan dunia sana tepatnya Haiti, bencana gempa bumi hebat tengah melanda negeri itu. Diberitakan korban tewas dalam jumlah besar menimbulkan trauma bagi warga Haiti yang selamat. Kedua ilustrasi peristiwa tadi menceritakan bagaimana setiap orang dalam hidup ini akan merasakan kesedihan semacam ini.
Tentu Anda pernah merasakan situasi seperti itu karena ditinggal oleh orang tercinta atau gagal dalam sebuah ujian masuk perguruan tinggi. Dalam suasana sedih sambil merebahkan tubuh di kasur atau sofa ruang tamu, Anda menyetel musik lembut untuk menghilangkan kesedihan ini. Sayup-sayup musik pun terdengar lirih memenuhi ruangan. Tak berapa lama kemudian perasaan sedih berangsur-angsur hilang dan digantikan perasaan nyaman. Mood Anda pun menjadi lebih baik dan hati pun menjadi tenang dan ceria lagi.
Begitulah tanpa Anda sadari musik memiliki efek positip dalam menata perasaan yang sedang gundah gulana karena dirundung kesedihan. Musik tak hanya menenteramkan jiwa tetapi juga menyembuhkan rasa sedih. "Wah...menyembuhkan," begitu celetuk sahabat sehat bersama waskita reiki begitu selesai menerima transfer energi reiki dalam penyembuhan sosial di Gedung Kridha Bhakti beberapa waktu lalu. Betul... karena alasan inilah mengapa Apollo dalam mitos Yunani Kuno disebut sebagai dewa musik sekaligus pengobatan. Dengan kata lain musik memberi energi bagi hidup ini bila diperdengarkan kepada orang yang tengah sakit.
Musik tanpa Anda sadari memiliki efek positif dalam menata perasaan. Kajian tentang musik tidak hanya sekedar bunyi-bunyian yang enak didengar di telinga, tetapi musik sebagai pelengkap sarana penyembuhan dan peningkatan kecerdasan. Jika sesorang sakit tentu berpikir supaya cepat sembuh ya minum obat lalu istirahat. Kalau mau cerdas pintar ya rajin belajar. Memang benar itulah pikiran logika seseorang dalam menghadapi rasa sakit atau mendapatkan dirinya bodoh dalam sekolahnya.
Kondisi pikiran itu sudah terprogram erat dalam alam bawah sadarnya. Apa yang diprogam dalam alam bawah sadar tadi sudah harga mati. Tetapi sebenarnya progam pikiran bawah sadar itu bisa kita siasati dengan memodifikasi perasaan sedih menjadi tenang gembira. Caranya kita mendengarkan musik teduh untuk menghilangkan rasa sakit. Kuncinya ada pada mood kita sendiri untuk mencernanya.
Musik membuat kita sehat bukan dalam arti jika kita sakit lalu diperdengarkan musik terus sehat. Merujuk pada penelitian yang dilakukan Dr. Joanne Loewy di Beth Israel Medical Centre, NY AS sejak 1997 hingga sekarang, musik ternyata mampu membantu pasien untuk mengelola sakitnya. Maksudnya penderitaan sakit bisa direkayasa menjadi hilang, kadar sakitnya diturunkan menggunakan alunan musik lembut.
Masih menurut penelitian ini saraf untuk mendengarkan musik dan saraf perasa sakit itu sama saling berhubungan dengan saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Saat pasien menjalani pembedahan dan saat itu juga diperdengarkan musik, saraf perasa sakit sibuk berdebat antara merasakan sakit dan mendengarkan lagu lembut. Akibatnya pasien tidak merasa sakit ketika pembedahan.
Penderita sakit berat yang penyakitnya sudah parah bahkan sedang menunggu sakaratul maut, terapi musik dan bimbingan khusus rohaniawan dapat membuat pasien tenang dan mengerti apa yang yang tengah dia derita. Pasien pun pasrah siap mati, tenang dan rasa sakitnya pun tidak terasakan lagi. Dalam kondisi pasrah inilah sering terjadi pasien lebih lama bertahan hidup.
Memang musik sebagai terapi penyembuh masih terus digali kesahiannya. "Terapi musik masih terus dikembangkan untuk pasien kanker, alzheimer, depresi dan penyakit lainnya," ujar Loewy. Musik memang tidak langsung menyembuhkan penyakit. Hasil akhir yang hendak dicapai adalah kondisi relaksasi yang dicapai melewati entrainment dan musik vibration table (MVT).
Entrainment adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengubah persepsi atau tanggapan akan rasa sakit dengan stimulasi musik yang cocok. Misal rasa sakit ngilu diobati dengan suara denting lonceng. MVT sendiri adalah penggunaan vibrasi musik terstruktur yang berefek pada persepsi pasien akan rasa sakit, baik secara psikologis maupun pisik.
Dengan kondisi pasien dibuat rileks, rasa sakit bisa hilang dan kondisi tubuhnya menjadi semakin membaik. Efek domino pun terjadi. Kondisi pasien semakin membaik akan memperbaiki metabolisme tubuhnya. Anti bodi sebagai perisai alami dari segala penyakit pun terbentuk dalam tubuh pasien. Itulah jalan panjang musik berperan dalam penyembuhan.
Tiap individu itu unik maka menurut Loewy, terapi musik sangat individualistik. Artinya pilihan musik masing-masing orang bisa berbeda-beda. Pak Subagyo lebih senang mendengarkan Gending Jawa Klenengan Ketawang Subokastowo dengan nada slendro patet songo. Sementara pasien Praktisi Reiki lebih senang mendengarkan musik klasik saat dihealing dan Endah Astuti yang sekarang ini tinggal di Kyoto lebih senang mendengarkan instrumentalia Jepang Kitaro jika kangen orang tuanya yang tinggal di Solo.
Karena musik begitu unik dan individual maka Hartadi Eko Pradigdo Alumnus Ilmu Komputer UGM yang juga penggemar metafisika mempunyai ide membuat piranti lunak Mind Sound yang digunakan untuk terapi migren. Untuk terapi migren ini ada syaratnya bagi pasien yaitu mendengarkan musik dan membayangkan bola cahaya terang mengitari atas kepala kemudian masuk ke dalam rongga kepala.
Masih terus membayangkan terangnya bola cahaya sehingga merasakan ketenangan. Berikan senyum pada diri sendiri sehingga Anda semakin ringan dan rileks. Lalu sugestikan ke dalam alam bawah sadar Anda, "Kepalaku semakin ringan dan nyaman, semakin rileks dan segar." Ulangi kalimat ini berulang-ulang selama 15 menit.
Menurut Addie MS konduktor musik klasik Indonesia menyatakan, "Musik klasik secara ilmiah terbukti memiliki khasiat. Semua musik memberikan efek. Soalnya suasana hening saja memberikan efek apalagi musik yang ada nadanya. Alunan musik sudah dapat memberikan rangsangan otak dan menenangkan," katanya.
Addie menyebut musik klasik yang sifatnya membakar sel otak lebih aktip lagi seperti karya Mozart, Vivaldi dan Bach yang bertempo cepat. Ada juga musik klasik untuk rileksasi yang temponya lambat. Musik klasik bertempo lambat inilah yang mengiringi sehat dengan reiki saat memberikan distance healing kundalini reiki malam ini.
Sumber : Effek Mozart di Mind Body and Soul ( diedit ).
0 komentar