Kampanye gencar untuk meningkatkan produksi bahan bakar nabati dan litrik yang terbarukan sepanjang dekade mendatang sama artinya dengan perlunya tambahan jutaan hektar tanaman energi nabati di wilayah tengah Amerika Serikat. Para peneliti di University of Wisconsin mempelajari dampak peningkatan bahan baku energi nabati terhadap kehidupan satwa liar. Bisa dikatakan populasi burung akan terkena dampaknya.
Meski demikian tidak seluruh proses ini berdampak buruk. Para peneliti beranggapan jika jenis tanamannya tetap yang akan ditanam pada lahan tambahan, maka proses itu bisa menguntungkan satwa burung. Demikian pula peneliti menemukan, penanaman jagung dan tanaman mentah lainnya yang digunakan untuk bahan bakar nabati bisa menyebabkan populasi burung menurun signifikan.
Menurut situs GeoWeek , penanaman tumbuhan rumput seperti switchgrass justru akan meningkatkan populasi burung. Berdasarkan penelitian tersebut penanaman rumput di tanah-tanah marjinal yang belum digunakan untuk tanaman pangan, akan meningkatkan keanekaragaman hayati burung sampai 25 - 100 persen di tujuh wilayah negara bagian. Sedangkan penggunaan jagung dan baha pangan lainnya dapat menurunkan populasi sampai 55 persen.
Pengembangan teknik dalam penyaringan bahan bakar nabati dari selulosa sehingga rerumputan dan tanaman yang tidak dimakan lainnya bisa digunakan sebagai bahan bakar nabati. Pengembangan teknologi alternatif merupakan faktor kunci bukan hanya akan menguntungkan satwa burung, tapi juga seluruh ekosistem yang ada di daerah itu.
Sumber : GeoWeek.
0 komentar