Ada sebuah prinsip yang menyatakan Life is Wonderful Thing if You Know How to See It. Hampir setiap kali saat kita merasakan sukses kita teriak girang, namun lupa bersyukur. Di saat kita mengalami kesulitan, terpuruk, terpinggirkan, tersia-sia dengan kata lain mendapat kesulitan atau kegagalan, kita menangis meraung-raung dan dengan lantang menyalahkan Tuhan. Padahal Tuhan telah memberi kita keberhasilan dan sekaligus kegagalan dalam hidup ini untuk maksud dan tujuan sebagai pembelajaran hidup ini.
Semua kondisi gagal sukses, girang sedih, atas bawah merupakan cerminan keseimbangan dalam hidup ini. Jadi intinya semuanya untuk kesimbangan. Kalau kita hanya pernah mengalami keberhasilan tanpa pernah gagal, kita tidak akan pernah tahu betapa indahnya saat kita bangkit dari keterpurukan. Demikian pula sebaliknya saat kita menikmati kegetiran hidup terus menerus kita akan tahu betapa nikmatnya meraih sukses karena usaha keras tanpa kenal lelah selama menjalani lakon kehidupan sebagai orang susah, telah menampakkan hasil setelah berjuang keras dengan segala daya dan upaya.
Keseimbangan hidup dari gambaran di atas itulah yang diungkapkan oleh seorang sahabat sehat dengan inti reiki, seorang Reiki Master dari tradisi Inti Reiki yang memberi pencerahan bagaimana seharusnya memandang hidup ini. Dituliskan olehnya bahwa kalau kita hanya pernah mengalami kegagalan tanpa pernah mengalami keberhasilan, kita tidak akan tahu sampai di mana batas kemampuan diri kita menerima kondisi ini. Karena itu kita harus berusaha agar kegagalan ini bisa dinikmati sebagai bagian hidup ini dan tidak perlu disesali menuju kesuksesan tertunda yang kelak akan membuahkan hasil.
Bagaimana agar hidup tetap seimbang karena di saat kita kehilangan keseimbangan maka bukan hanya berpengaruh kepada kesehatan fisik saja tapi juga berpengaruh kepada kesehatan psikis seperti frustasi, kecewa, rendah diri, tidak percaya diri dan merasa paling menderita hidup di dunia ini. Karena itulah.....Mbak Tindri....Reiki Master Inti Reiki akan mengajak kita praktek Meditasi Keseimbangan dengan Semesta Alam. Bagaimana caranya? ikuti saja yang satu ini!
Pertama kita butuh rileks dengan melenturkan tubuh agar tidak tegang lalu pejamkan mata beri affirmasi atau niat untuk mohon kepada Tuhan YME :
1> Ya.....Tuhan....sinkronkan pikiran-pikiran/rasa tubuh dan ruhku dengan energi semesta alam ini."
2> Seimbangkan pikiran/rasa tubuh dan ruhku seperti seimbangnya semesta alam.
Lakukan doa sesuai dengan Iman dan Kepercayaan Anda. Bagi Muslim membaca dzikir, bagi saudara-saudari kita Non Muslim dapat mengucapkan doa yang termaktub dalam kitab sucinya yang intinya , mengakui kebesaran Tuhan Pencipta Alam Semesta beserta segala isinya ini dan menyadari begitu kerdilnya kita dihadapan-Nya bila dibandingkan dengan Alam Semesta Ciptaan-Nya.
Selanjutnya biarkan diri ini lebur menyatu dengan alam sekitar kita. Lepaskan....jangan di tahan....ikuti saja putaran alam mengikuti porosnya. Amati dan renungkan, amati rasa sensasi yang muncul karena bergetarnya hati kita dengan kebesaran Zat Yang Maha Suci. Lihat matahari berputar terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat, angin semilir menerpa kulit kita, ombak di laut bergelombang, langit membentang di atas, pepohonan bergoyang ditiup angin semilir, bintang berkerlip nun jauh di atas sana di malam hari yang hening, binatang malam mulai keluar mencari makan sementara binatang siang menuju sarangnya untuk istirahat. Saat ayam berkokok matahari muncul di ufuk timur, binatang malam pulang ke sarangnya dan digantikan binatang siang mengais rejeki dengan caranya sendiri. Temukan rasa ini dan masukkan ke dalam hati nurani sanubari kita.
Kita rasakan betapa Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya. Ada siang ada malam, ada laki-laki ada wanita, ada panas ada dingin. Dari kebesaran bagi penciptaan alam semesta adalah malam. Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan, dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah yang terakhir kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya....Quran Surat Yasin ayat 36 - 40. Ternyata ada Sang Pencipta dan lebih takjub lagi ternyata alam dan seisinya berdzikir memuji Tuhan dan bergerak sebagai sunatullah yang tunduk dan patuh kepada Sang Pencipta tanpa membantah lagi.
Seperti yang kita affirmasikan tadi, untuk menyeimbangkan dan sinkron dengan alam sekitar kita, maka kita pun memasuki putaran alam sehingga tubuh menyatu dengan unsur alam dan selanjutnya sinkron dengan sikap alam yang tetap patuh dan memuji/dzikir kepada Sang Maha Pencipta. Al hasil ketika diri ini bergerak sesuai dengan porosnya atau fitrahnya dengan seimbang mencakup iman, akal dan rasa seperti seimbangnya putaran alam, maka akan dengan mudah mengkondisikan diri kita kepada keadaan yang tengah kita hadapi, sepahit atau semanis madu kondisinya. Semua kondisi yang ada akhirnya kita kembalikan kepada Sang Maha Pencipta. Ini lah kunci akhir yang menjadi kekuatan agar tetap seimbang.
Sumber : Tulisan Master Inti Reiki - Tindri di Buletin Inti Reiki Maret 2010.
0 komentar