Remisi
atau pengurangan masa tahanan bagi narapidana akan disambut suka cita
dengan satu syarat selama menjalani hukuman berkelakuan baik. Selama
dalam tahanan seorang narapidana memang mendapatkan pelajaran banyak
untuk bekal nantinya jika sudah bebas, bisa mengembangkan kemampuan,
misalnya bercocok tanam atau membuka bengkel las. Itulah pelajaran yang
bisa diperoleh untuk dipraktekkan kelak jika sudah bebas.
Ada
pula pelajaran membuat karangan bagi mereka yang berbakat menulis.
Tentu saja bekal bisa menulis setiap narapidana sudah diperolehnya
ketika masih sekolah dulu. Sesungguhnya menulis adalah bakat yang perlu
diasah jika seorang ingin bekerja menjadi pengarang, wartawan, penulis
novel maupun peneliti di bidang sastra.
Setelah
banyak membaca yang memperluas cakrawala buah pikiran narapidana, maka
tiba saatnya setiap narapidana yang ingin memperoleh remisi haru mampu
menulis esai tentang buku yang dibacanya itu. Tidak tanggung-tanggung
persyaratannya agar bisa mendapatkan remisi. Tentu saja ide ini mendapat
sambutan hangat para narapidana yang memang hobi membaca dan menulis.
Para
narapidana diwajibkan membaca buku, entah itu novel atau buku filsafat
hingga tamat dalam empat hari untuk satu buku. Setelah novel selesai
dibaca, mereka harus menulis esai tentang isi novel itu. Syarat lainnya
setiap tulisan esei harus menggunakan tatabahasa yang baik dan benar.
Setelah
semua tulisan masing-masing narapidana yang ingin mendapatkan remisi
terkumpul, akan ada tim penguji untuk meneliti tata bahasa yang mereka
tuangkan dalam tulisan esai tersebut. Apakah sudah baku dan benar sesuai
dengan ejaan, sintaksis dan gaya bahasa saat menulis esai itu. Jika
ditetapkan memenuhi syarat, maka akan diikutkan sebagai program
pengurangan hukuman.
Jika
karya mereka diterima, narapidana tersebut bisa mendapatkan remisi
selama empat hari untuk satu buku yang dibaca dan dibuatkan esainya.
Setiap narapidana dapat membaca hingga 12 buku. Dengan demikian,
maksimal pengurangan masa tahanan adalah 48 hari.
Diharapkan
program pengurangan masa tahanan dengan cara membaca, membuat esai buku
yang dibaca, membuat narapidana memiliki wawasan lebih luas tentang
suatu hal. Ke depannya diharapkan setelah menghirup udara bebas di luar
penjara dan bergaul kembali dengan masyarakat luas, akan menjadi orang
yang lebih baik.
Setelah
keluar dari hotel prodeo akan banyak tumbuh pengarang baru yang
menceritakan suka dukanya hidup di bui. Kalau begitu ide Pemerintah
Brasil bagus pula ditiru oleh pemerintah negara lain. ( Reuters ).
0 komentar