Mi
instan kian jadi pilihan makan masyarakat karena murah, enak, mudah
penyajian, dan praktis. Namun, mengonsumsi mi instan berlebih ternyata
mengubah sistem metabolik tubuh sehingga meningkatkan risiko penyakit
jantung dan stroke. Demikian hasil riset terhadap 11.000 responden di
Korea Selatan berusia 19 - 64 tahun yang dipublikasikan di Journal of
Nutrition.
Hasilnya,
perempuan yang mengonsumsi mi instan dua kali seminggu berisiko lebih
tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan yang mengonsumsi dalam
jumlah kurang meski mereka bertubuh langsing dan beraktivitas fisik.
Peningkatan risiko itu tak terdeteksi pada pria. Peneliti pada Sekolah
Kesehatan Masyarakat Harvard, Hyun Joon Shin, Kamis ( 14/8 ),
mengatakan, mi instan memicu gangguan sindrom metabolik sehingga
meningkatkan tekanan darah dan kadar gula darah.
Sumber : Kilas Iptek / Livescience / MZW.
0 komentar