Isu
keperawanan masih menjadi momok di kalangan perempuan Kamboja.
Bagaimana tidak jika isu keperawanan oleh masyarakat setempat harus
dijaga kesuciannya sampai saatnya menikah nanti. Namun ada juga
perempuan Kamboja yang terpaksa melepas keperawanannya saat dirinya
dirayu gombal oleh pria yang menjadi kekasihnya. Akibatnya keperawanan
itu harus lepas darinya menjadikannya minder dalam pergaulan dan sedapat
mungkin dirahasiakan.
Menyadari
kondisi yang tidak mengenakkan bagi perempuan Kamboja yang depresi
akibat hilang keperawanannya, ternyata ada klinik bahkan rumah sakit di
negeri bekas kekaisaran Khmer itu secara diam-diam menawarkan jasa bedah
restorasi keperawanan alias hymenoplasty. Ada juga rumah sakit atau
klinik yang terang-terangan menawarkan jasa reparasi keperawanan tadi.
Salah
satu rumah sakit Victoria Internasional di Phnom Penh, melalui media
massa berani praktek reparasi keperawanan, membuat gerah pemerintah
setempat karena ulah itu dianggap tabu alias memalukan. Pemerintah
Kamboja menganggap praktik operasi seperti itu melukai moralitas masyarakat. Karena dianggap melukai moralitas masyarakat maka harus dihentikan.
Dalam
surat resminya kepada RS itu, Menteri Informasi Khie Kanharith
menyebut, langkah mengiklankan prosedur operasi secara gencar di media
massa bisa berdampak buruk secara jangka panjang terhadap moralitas dan
keindahan tradisi masyarakat Kamboja.
Tak
hanya itu, Kanharith berargumen, " Iklan seperti itu bisa mempermalukan
martabat para pasien lain yang memang datang ke RS untuk berobat, "
katanya. Dalam surat berbeda, Kanharith meminta media cetak mencabut
iklan terkait.
AFP / DWA.
0 komentar