Resistensi
patogen terhadap antibiotik menempati urutan pertama penyebab krisis
kesehatan masyarakat. Namun, pada riset terkini, Prof Kim Lewis dari
Universitas Northeastern, di Boston, Massachusetts, AS, bersama
koleganya, menemukan metode baru. Satu di antara metode baru itu adalah
mengembangkan bakteri yang menghasilkan 25 antibiotik baru, salah di
antaranya amat menjanjikan.
Selama
beberapa dekade terakhir, hasil penemuan itu mengakhiri musim kemarau
temuan antibiotik kelas baru. Temuan baru antibiotik itu bisa
mengeliminasi patogen tanpa menimbulkan resistensi. Ini amat menjanjikan
bagi terapi infeksi kronik, seperti tuberkulosis. Riset yang disambut
hangat komunitas ilmuwan dunia itu dipublikasikan pada Rabu ( 7/1 ) di
jurnal Nature.
Tim peneliti merintis kerja pengembangan metode baru untuk mengembangbiakkan bakteria demi menemukan antibiotik yang disebut teixobactin. Penyaringan
mikroorganisme di tanah menghasilkan antibiotik terbanyak, tetapi hanya
1 persen dari mikroorganisme tumbuh di laboratoriom. Dalam riset itu,
laboratoriom Lewis berperan kunci menganalisis dan menguji senyawa
resistensi dari patogen.
Lewis
menyatakan, itu menandai temuan pertama antibiotik dengan mutasi
patogen tak teridentifikasi. " Antibiotik ini bisa dikembangkan jadi
bebas pada resistensi patogen, " katanya.
Sumber : Kilas Iptek / BBC / Science Daily / EVY.
0 komentar