Peneliti
menemukan dua jenis siput kerucut ( cone snail/cone shell ) yang
memanfaatkan insulinnya sebagai senjata. Siput Conus geographus dan
Conus tulipa melepaskan hormon insulin yang menyebabkan kadar gula darah
tubuh mangsanya turun drastis. Tembakan aliran insulin itu memasuki
insang yang dipenuhi pembuluh darah dan mengikuti peredaran darah
mangsa.
Itu
menyebabkan ikan kolaps dan tak punya energi untuk melarikan diri. Lalu
siput kerucut memakan mangsanya hidup-hidup menggunakan mulutnya yang
besar. " Mekanisme yang unik. Predator mengincar metabolisme mangsanya, "
kata Helena Safavi, asisten guru besar peneliti biologi pada University
of Utah, Amerika Serikat, kepada Livescience, 23 Januari 2015.
Ia
bersama koleganya menemukan senjata insulin itu saat meneliti kandungan
racun dari berbagai siput kerucut yang memiliki ukuran 15 sentimeter
itu menggunakan racun kompleks untuk melumpuhkan mangsa. Racun dari
salah satu jenis siput kerucut, Conus magus, telah dimanfaatkan di dunia
medis sebagai pengurang rasa sakit yang 1.000 kali lebih berkhasiat
dibanding morfin. Hormon insulin diperlukan tubuh untuk menjaga kadar
gula darah stabil.
Pada
manusia, hormon itu dihasilkan organ pankreas. Namun, pada siput
kerucut, hormon insulin dihasilkan dari sel neuroendocrine, seperti sel
saraf. Pada kedua spesies itul, insulin disimpan di kelenjar bisa.
Sumber : Kilas Iptek / ICH.
0 komentar