Para
petugas pemakaman lokal di Tiongkok sedang dibebani target berat.
Mereka harus memenuhi jumlah minimum kremasi jenazah. Kebijakan target
minimal kremasi jenazah dikeluarkan Tiongkok untuk mengurangi jumlah
makam.
Maklum,
kian hari jumlah kuburan di Tiongkok kian bertambah sehingga mengancam
lahan produktif. Padahal, daripada untuk kuburan, lebih baik tanah
dipakai untuk pertanian, perkantoran, dan permukiman. Celakanya,
karena warga Tiongkok sangat percaya jenazah yang utuh berguna untuk
menjamin hidup bahagia di akhirat, target minimal kremasi sulit
dipenuhi.
Karena
itulah jalan pintas pun dilakoni dua petugas pemakaman di Provinsi
Guangdong yang oleh media setempat disebut He dan Dong. Untuk memenuhi
jumlah minimal jenazah yang dikremasi, mereka membeli jenazah dari
kawanan spesialis pencuri mayat di kuburan. Jenazah-jenazah itu lalu
dikirim ke tempat kremasi.
Kantor
berita Xinhua melaporkan, bulan lalu polisi di Beiliu menangkap Zhong,
seorang pencuri mayat. Zhong mengaku membongkar 20 jenazah lebih dari
makam di kampung sekitar pada malam hari. Jenazah-jenazah itu kemudian
ditaruh di dalam tas dan dibawa ke provinsi tetangga, Guangdong. Dia
diduga menjual jenazah curian itu kepada dua pejabat di Guangdong,
dengan nama keluarga He dan Dong.
Dong
membeli 10 jenazah dan membayar 3.000 yuan atau Rp 5,9 juta untuk
setiap jenazah. He mendapat diskon hanya membayar separuhnya. Sayang
aksi mereka ketahuan. He dan Dong pun berurusan dengan polisi untuk aksi
nylenehnya itu.
AFP / ATO.
0 komentar