ON LINE

Followers

USIA BOLEH SENJA TETAPI SEMANGAT MEMBATIK TERUS JALAN.

Diposting oleh BLOG SEHAT ALAMI Jumat, 15 Oktober 2010

Batik tulis sebagai peninggalan nenek moyang Indonesia ternyata membutuhkan kesabaran tersendiri dalam proses produksi. Seiring dengan perkembangan seni batik tulis banyak pembatik muda bermunculan di sentra industri batik, utamanya Solo, Jogja, Pekalongan, Banyumas, Indramayu, Cirebon dan Lasem. Namun ternyata bukan kota itu saja sentra batik berproduksi. Adalah Tuban kota pesisir di Jawa Timur juga tak mau kalah dalam produksi batik tulis. Di sini pembatik muda berkarya bersama pembatik tua yang masih tekun membuat batik tulis gaya Tuban.



Di sentra batik Tuban inilah Mbah Kasni seorang nenek berusia lebih dari 70 tahun masih berkarya menggoreskan cantingnya ke kain mori putih yang kelak akan menjadi kain batik corak pesisir Tuban. Mbah Kasni ternyata masih mampu berkarya membatik meski usianya sudah senja. Selain pekerjaan ini bisa menopang kebutuhan keluarga sehari-hari, membatik juga membutuhkan keuletan dan kesabaran sendiri. Bagaimana Mbah Kasni membatik, tim liputan televisi Jawa Timur yang diawaki Heri Setiawan baru-baru ini berkunjung ke bengkel kerjanya dan menyajikannya dalam segmen asli Indonesia berikut ini.



Mbah Kasni meski usianya sudah mulai uzur, namun semangat bekerjanya sungguh luar biasa, bahkan mengalahkan pembatik wanita yang masih remaja. Sekalipun rambutnya sudah beruban dan tenaga membatik sudah mulai berkurang, namun kemauannya membatik dan hasil karyanya membatik mampu mengalahkan para pembatik muda di desanya. Pembatik asal Desa Sumurgung, Kecamatan Kota, Kabupaten Tuban ini membatik sejak usia lima belas tahun.


Membatik menggunakan canting biasanya dikerjakan oleh pembatik wanita. Canting berisi malam cair panas digoreskan ke kain mengikuti pola yang telah digambar dengan pensil.

Batik merupakan seni melukis yang dilakukan di atas kain. Dalam pengerjaannya, pembatik menggunakan lilin atau malam untuk mendapatkan ragam hias atau pola di atas kain yang dibatik dengan menggunakan alat yang dinamakan canting. Secara etimologi, batik berasal dari bahasa Jawa yaitu “amba” yang berarti menulis dan “tik” yang berarti menitik.


Awalnya ia hanya melihat-lihat orang tuanya yang sering membatik. Lewat pengamatan itulah mulailah Mbah Kasni muda mencoba meniru menggerakkan canting pada sehelai kain putih, mengikuti pola pergerakan canting yang diajarkan orang tuanya. Dari berani mencoba membatik akhirnya pekerjaan inilah yang ditekuninya hingga sekarang ini. Sudah tidak terhitung lagi berapa hasil kain batik tulis yang telah dia buat.



Selain membatik meniru pola batik ciptaan orang lain, Mbah Kasni juga menciptakan motif batik lain seperti motif macanan, jeluran, putihan, salakan dan lain sebagainya. Sekalipun sampai usia senja hanya sebagai pembatik yang bekerja untuk pengusaha batik, Mbah Kasni tidak berkecil hati untuk pekerjaan ini. Baginya ia sudah puas menjadi buruh batik dengan upah sangat kecil untuk ukuran ekonomi desanya. "Rejeki tidak akan kemana-mana dan Tuhan sudah mengatur jalannya untuk mendapatkan rejeki, " katanya. Dengan membatik sudah merupakan kepuasan bathin sendiri.


Walaupun sudah tua tapi nenek masih tetap produktif, ia membatik ( batik tulis, menggunakan malam/lilin khusus untuk membatik yang dipanaskan ) walaupun uang yang didapat tidak seberapa tapi nenek tetap membatik seharian penuh bahkan kadang kerja lembur di malam harinya.


Sekalipun batik sudah diakui dunia sebagai warisan adiluhung peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia, Mbah Kasni merasakan keprihatinan mendalam jika waktunya telah tiba pulang ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, tak seorang pun anak-anak ataupun cucunya mau meneruskan keahlian membatik ini. Dengan kata lain anak dan cucunya tidak mau bekerja sebagai pembatik, tetapi lebih memilih bekerja di bidang lain yang mampu menghasilkan lebih banyak uang. Apalagi membatik dianggap sebagai pekerjaan yang membutuhkan kesabaran dan keuletan yang tidak semua anak muda mau melakukannya.



Di tengah kemajuan zaman teknologi informasi dimana akses informasi mudah didapatkan setiap orang, ternyata Mbah Kasni tetap tekun membatik di tengah serbuan batik printing yang diproduksi masal oleh pengusaha batik printing. Ia terus berkarya dengan sisa-sisa tenaga sepuhnya. Sepertinya dia ingin mewarisi dan sekaligus melestarikan seni budaya asli Indonesia ini. Dia tidak rela bila karya seni batik ini diambil atau diakui oleh bangsa lain sebagi hak ciptanya. Mbah Kasni tidak rela...untuk itulah ia akan terus menggoreskan canting ke motif kain batik sampai ia tidak mampu lagi membatik.



Ilustrasi Gambar : uni haruni wordpress.com dan agilini.us ( batik rakyat buatan nenek ).

0 komentar

Posting Komentar

SOFTWARE PSR.

ARUMSEKAR ON FACE BOOK.

REIKI LIKE

KOTA DAN NEGARA

STATISTIK ALEXA

About Me

Foto saya
Saya adalah manusia biasa seperti Anda juga yang sama-sama mengarungi hidup ini dengan menjalin tali persahabatan.Masih ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan khususnya bidang kesehatan alami. Karena itu saya tertarik belajar REIKI dan dengan REIKI pula saya belajar menyembuhkan diri sendiri dari gangguan penyakit. Namun demikian saya juga berteman dengan kalangan medis yang berprofesi dokter, perawat sekaligus sebagai Praktisi Reiki. Dengan merekalah saya belajar untuk menjadi manusia sehat baik jasmani dan rukhani. Senang melakukan perjalanan dinas karena tuntutan pekerjaan.

Blog Archive

ARUM ON BLOG SPOT COM.