Para petugas penyelamat Philipina masih berupaya mengirimkan bantuan dan pencarian korban Topan Megi yang menyerang wilayah utara negara itu. Hingga hari Kamis ( 21/10 ) lalu jumlah korban tewas sedikitnya 19 orang yang ditemukan di Propinsi Isabela. Hujan lebat menjadi kendala yang menghalangi para petugas penyelamat untuk melakukan misi penyelamatan terhadap korban dampak Topan Megi. Akibatnya para petugas penyelamat baru dapat mencapai daerah yang terparah di kota Divilican Propinsi Isabela, lima hari setelah amukan Topan Megi.
Petugas mendapati 80 persen rumah penduduk di kota itu hancur terhempas gelombang laut dan diperkirakan lebih dari 200 ribu warga kota Divilican terkena dampak topan dahsyat itu. Untuk sementara mereka kini tinggal di tenda-tenda darurat di dekat rumah mereka yang telah porak poranda. Selain menghancurkan perumahan penduduk, Topan Megi juga menghancurkan ribuan hektar areal pertanian dan infrastruktur umum dengan nilai kerugian material diperkirakan mencapai lebih dari 100 juta dolar Amerika Serikat.
Priskila Harabelos, salah seorang korban, menuturkan rumahnya telah hancur, demikian halnya dengan areal pertanian miliknya yang sebenarnya sudah siap panen ikut hancur. Priskila dan tetangganya kini hidup sebagai pengangguran dan untuk sementara waktu mengungsi ke tempat aman. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, para pengungsi sangat mengharapkan dan mengandalkan bantuan dari pemerintah.
Sumber : Reuters/Philippines - Typhoon Homeless.
0 komentar