Reruntuhan
Romawi Purba di tengah gurun pasir di Suriah menandai lokasi sebuah
kota metropolis yang dahulunya begitu berkembang dan memiliki penduduk
sekitar 200.000 orang. Kota itu bernama Palmyra. Kota ini menjadi pusat
perdagangan, pusat pemberhentian para penjelajah dan merupakan kota yang
menghubungkan Damaskus dan Mesopotamia.
Menurut
situs GeoWeek, kehebatan kota purba ini ada dalam catatan pada abad ke -
2 sebelum Masehi. Lalu pada abad ke - 16, Palmyra betul-betul
ditinggalkan dan diterlantarkan warganya. Akibatnya tidak ada yang
memelihara bangunan bersejarah kedua kota itu sehingga bangunan kota
banyak yang rusak. Bangunan-bangunan yang dulu sangat mengagumkan
seperti teater, gedung parlemen dan kuil besar, semuanya tinggal
kenangan menyisakan puing reruntuhan di sana-sini.
Saat
ekskavasi menggunakan citra satelit menunjukkan ada sekitar dua puluhan
desa pertanian yang pernah berjaya di sekitar Palmyra. Peneliti juga
menemukan jaringan saluran air dan reservoir yang digunakan untuk
menangkap serta menyimpan air hujan. Pada masa itu ladang-ladang
pertanian membudidayakan zaitun, buah ara, kacang pistasi dan jelai.
Saluran
air digunakan untuk irigasi pertanian sekaligus mengalirkan air ke kota
yang terletak antara Romawi dan Kekaisaran Persia. Bagaimana pun hasil
penggalian pada situs kuno bisa menjadi jawaban, bahwa manusia di jaman
itu sudah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi
pertanian, pengairan dan pembuatan bangunan untuk tempat tinggal. Sayang
semua bangunan itu kini telah lenyap seiring berjalannya waktu.
Sumber : GeoWeeks/Foto by : syria/palmyra-photos/.
0 komentar