Puasa
dalam bulan Ramadhan bisa memberikan banyal hal positif untuk jiwa dan
raga pelakunya. Agar puasa bisa berjalan optimal, pengaturan pola makan
yang pas mutlak diperlukan, khususnya saat berbuka dan makan saur. Tentu
saja saat bulan Ramadhan, pola makan berubah total karena yang
menjalankan ibadah puasa makan saur di malam hari menjelang waktu Subuh
dan berbuka di saat matahari mulai tenggelam.
Otomatis
selama hampir 14 jam sejak fajar hingga matahari tenggelam, pelaku
puasa akan kosong lambungnya karena tidak ada makanan dan minuman yang
masuk ke rongga perut. Tentu saja kondisi ini membuat khawatir bagi
orang yang baru pertama kali mencoba untuk berpuasa. Akan tetapi bagi
orang yang sudah terbiasa berpuasa, kondisi lambung kosong justru
membuatnya nyaman.
Untuk
itulah perlu strategi agar tubuh mempunyai cukup energi dalam
menjalankan aktivitas harian. Energi dalam tubuh berasal dari cadangan
energi berupa lemak di bawah kulit serta glikogen di otot dan hati. Agar
kebutuhan energi dalam tubuh tetap stabil, begitu mendengar Azan
Mahgrib sebagai tanda berbuka puasa, seseorang harus segara berbuka
puasa tanpa ditunda lagi.
Sebaliknya
dinihari saat makan saur diusahakan waktunya 1 jam menjelang waktu
Imsak yang lalu diikuti dengan waktu sholat Subuh. Pada jam inilah
seseorang melakukan makan saur secukupnya dengan mengonsumsi pola makan
sehat, kecukupan cairan tubuh dengan minum air putih atau teh manis
lebih banyak dari biasanya agar saat puasa badan tidak lemas. Alasan
dari gaya makan orang berpuasa baik saat saur maupun berbuka, adalah
untuk mengurangi lapar dan haus berkepanjangan di siang hari.
Mutiara
Ramadhan dalam artikelnya menulis, saat makan saur mendekati imsak,
sebaiknya pelaku puasa mengonsumsi makanan yang mudah dicerna seperti
sedikit nasi, telur, sayur, tempe atau tahu. Lalu untuk minuman
dianjurkan untuk minum air hangat manis atau jus buah segar. Setelah
makan saur jangan melakukan aktivitas berat, misalnya olahraga.
Jangan
langsung tidur setelah waktu imsak tiba agar asam lambung tidak
langsung naik ke kerongkongan. Sementara di sore hari saat berbuka,
mengonsumsi makanan dan minuman manis agar tubuh mendapatkan glukosa
untuk menormalkan gula darah yang turun selama berpuasa. Setelah sholat
mahgrib atau selepas sholat taraweh, Anda dapat mengonsumsi makanan
padat secukupnya.
Jika berbuka
puasa langsung balas dendam dengan mengonsumsi makanan berat, akan
membebani kerja lambung yang sudah dibiarkan istirahat sekitar 14 jam.
Untuk itu perbanyak minum air putih untuk membantu proses pencernaan.
Nah bagi yang tetap ingin berolahraga, sesuaikan dengan porsi latihan
agar cadangan energi atau kadar gula tidak terganggu dengan melakukan
gerakan tubuh tidak berlebihan.
Bagi
orang yang mempunyai riwayat penyakit tertentu dan harus berpuasa,
sangat dianjurkan konsultasi dengan dokter sebelum berpuasa, khususnya
penderita sakit mag akut. Penderita sakit mag harus memperhatikan
perubahan jadwal makan yang berubah drastis agar puasanya tetap nyaman
hingga dapat menyelesaikan kewajiban berpuasa selama 30 hari penuh.
Mag
atau dalam istilah medis disebut dyspepsia adalah penyakit pada alat
pencernaan, baik lambung maupun usus yang ditandai dengan rasa tidak
nyaman, sakit di ulu hati, mual dan kembung. Agar terhindar dari
serangan mag saat berpuasa, adalah mengatur jadwal makan saat saur dan
berbuka. Hindari makanan yang dapat memicu gangguan lambung.
Saat
bedug mahgrib terdengar sebagai tanda berbuka puasa, jangan langsung
makan dalam jumlah besar. Mulailah dengan hidangan makanan pembuka yang
lembut, jangan balas dendam karena seharian berpuasa. Ada baiknya untuk
mengembalikan cadangan energi yang sudah terkuras seharian dan
memulihkan kadar gula dalam darah, tak ada salahnya mengonsumsi buah kurma dan seteguk air teh manis panas sebagai makanan dan minuman pembatal puasa.
0 komentar