Setelah cuti panjang lebaran 1432 Hijrah selesai di kampung halaman Solo yang sempat tegang di bulan Agustus 2012, saya sehat dengan reiki kundalini kembali
ke kegiatan semula di ibukota. Dengan menumpang kereta api kelas
bisnis, saya melakukan perjalananan di Kamis malam ( 06/9 ) di mana
suasana perjalanan dalam kereta cukup nyaman suasananya.
Perjalanan
Solo Jogja ditempuh 1 jam. Kereta api berhenti cukup lama di Jogja
untuk menaikkan penumpang baru bergabung dengan penumpang asal Solo. Di
antara penumpang baru tentu saja ada anak-anak yang biasanya rewel saat
kereta berjalan, sekali pun anak itu dalam pengasuhan orangtuanya.
Tentu saja rewelnya anak balita dalam perjalanan kereta biasanya
ditandai dengan tangisan tiada henti sepanjang perjalanan.
Saya
yang duduk di kursi nomer 9 A sementara si ibu dan balitanya duduk di
kursi nomer 3 dekat pintu keluar dalam satu gerbong, merasa terusik
dengan teriakan anak rewel itu. Bukan risi dengan tangisan balita itu
akan tetapi usaha bujuk rayu ibunya untuk meninabobok kan anaknya tidak
juga mempan, lalu cara apa lagi untuk membuat anak merasa nyaman dalam
gendongan agar cepat tidur dan tidak rewel lagi?
Ya
satu-satunya cara diberikan reiki untuk membuat anak merasa nyaman dan
tidur. Untuk itulah tangisan anak yang sejak di stasiun Wates hingga
Sumpyuh di wilayah Banyumas semakin menjadi-jadi dan tidak mau berhenti,
saya ambil tindakan cepat, mengirimkan reiki ke anak jarak dekat sambil
duduk di kursi. Kebetulan saat reiki saya salurkan, posisi ibu yang
menggendong anak rewelnya itu sedang berdiri di antara dua bangku.
Maka
dalam hitungan detik reiki pun sampai kepada anak rewel itu. Saya
lakukan penyaluran reiki secara terus menerus hingga kereta berhenti di
stasiun Kroya. Seiring berhentinya kereta menurunkan penumpang, puji
Tuhan berhenti pula tangisan anak rewel itu karena tertidur pulas dalam
gendongan ibunya.
Lalu
untuk menambah nyenyaknya tidur sang anak, saya buat program
pembungkusan tubuh dengan reiki sampai tiba di stasiun tujuan
Jatinegara. Kereta pun melanjutkan perjalanan kembali dan di setiap
stasiun yang dilewati terkadang berhenti dan banyak pengasong masuk
gerbong menawarkan makanan dan minuman membuat berisik yang saya
khawatirkan anak terbangun ketakutan lalu rewel lagi.
Untuk
itulah saya persiapkan program pengaman energi reiki agar tetap bekerja
membuat tidur anak tetap lelap sekalipun orang di sekitarnya membuat
gaduh dengan teriakan menawarkan dagangan juga gaduhnya roda kereta api
saat melindas rel yang dilewati. Jadi penyaluran reiki untuk rewel
dibuat 2 lapis cara kerjanya. Cara kerja pertama, reiki mengalir membuat
nyaman, meniadakan rasa tidak nyaman karena suasana dalam perjalanan.
Cara
kerja kedua, reiki mengalir sekaligus membungkus tubuh energi anak agar
tidak terusik oleh teriakan orang lain di saat dia sudah tidur pulas
dalam pengawasan kedua orangtuanya. Ke dua program energi itu saya
rancang dan alirkan secara bersamaan sejak di stasiun Kebumen hingga
tiba di Stasiun Ijo selepas terowongan Ijo di Karanganyar Kebumen. Reiki
tetap mengalir mengarah kepada anak dalam gendongan ibunya.
Setiba
di stasiun Jatinegara Jumat subuh, keluarga yang membawa balita itupun
turun dan anak pun dalam kondisi sehat karena sudah bangun tidur dengan
nyenyak setelah disalurkan reiki dalam perjalanan di dalam kereta.
Itulah pengalaman mereiki anak rewel dalam perjalanan kereta yang sudah
saya lakukan beberapa kali dan bisa sedikit membantu mengurangi
kerepotan orangtua anak dalam menghadapi anak rewel dalam gendongan.
Untuk semua sahabat, reiki cukup simpel disalurkan asalkan tepat
penggunaan affirmasi untuk segala suasana.
Jadi
sering-seringlah merancang kalimat affirmasi yang tepat, langsung pada
sasaran dengan melihat objek yang hendak disaluri reiki. Salam di akhir
pekan.....
0 komentar