Setiap
kali mengadakan pertemuan arisan apakah itu di kantor atau lingkungan
tempat tinggal, selalu saja ada pembahasan tentang gaya hidup sehat bagi
wanita aktif yang saat ini masih bekerja. Pembahasan seputar kebiasaan
berolahraga, padatnya jadwal kerja dan tentu saja masalah kemacetan lalu
lintas dikota besar sehingga banyak menghabiskan waktu di jalan karena
tidak segera sampai ke tujuan. Akibat dari tidak tahunya manfaat
olahraga dikaitkan dengan tingkat stres berlebihan karena beban kerja,
menyebabkan sebagian wanita pekerja mulai terserang penyakit, misalnya
darah tinggi, kolesterol, gula dan osteoporosis.
Dikaitkan
dengan banyaknya aktivitas keluar rumah untuk bekerja dengan sendirinya
pergerakan sendi tulang kaki seseorang akan semakin berkurang
kemampuannya dalam menyangga tubuh jika sudah terindikasi penyakit
osteoporosis. Sebab, penyakit ini menjadi ancaman bagi banyak orang, tak
peduli berapapun usianya. Jika sudah terkena osteoporosis, kualitas
hidup akan menurun karena seseorang sudah tidak bisa lagi leluasa
menjalankan aktivitas dengan baik.
Lebih
mengkhawatirkan lagi ada istilah silent disease yang dilekatkan pada
penyakit ini. Masalahnya gejala terjadinya penyakit ini tidak tampak
jelas sampai seseorang mengalami patah tulang. Penampakan fisik yang
lebih ekstrem lagi bagi seseorang yang sudah terkena osteoporosisi
adalah tulang punggung semakin membungkuk atau kifosis.
Tinggi
badan terlihat mulai berkurang serta nyeri pinggang yang terkadang
timbul saat tahap osteoporosis lanjut. Perempuan memang lebih rentan
terserang osteoporosis dibandingkan pria. Dua dari lima perempuan
Indonesia atau sekitar 40 persennya berisiko terkena osteoporosisi,
tutur Ruang Sehat dalam salah satu artikelnya.
Kondisi
ini terkait penurunan hormon estrogen pada perempuan. Seiring
bertambahnya usia, risiko ini semakin meningkat. Saat perempuan masuk
usia 50 tahun, satu di antara tiga perempuan mengalami osteoporosis.
Sementara pada laki-laki, satu di antara lima.
Pada
saat masuk usia 80 tahun , 70 persen penderita osteoporosis adalah
perempuan. Secara alamiah perempuan mengalami monopause pada usia 45-50
tahun. Pada rentang usia itu, produksi hormon estrogen berkurang
drastis.
Penurunan
hormon estrogen akan berdampak pada cepatnya proses pengeroposan tulang
karena hormon ini berperan penting membantu penyerapan kalsium di
tubuh. Di usus, reseptor hormon estrogen membantu menyerap kalsium dan
menjaga kalsium tak banyak dikeluarkan dari tubuh melalui air seni, saat
tubuh kelebihan zat gizi dan mineral lain seperti protein dan garam.
Penyerapan
kalsium di tubuh hanya 50-60 persen dari jumlah yang dikonsumsi.
Semakin tua, penyerapan kalsium tubuh semakin sedikit. Salah satu
dampak osteoporosis adalah klifosis atau bungkuk. Biasanya penderitanya
wanita dan laki-laki dewasa.
Tidak
hanya berpengaruh pada masalah estetika, lebih jauh klifosis dapat
menyebabkan beberapa masalah hingga pada kasus yang paling parah,
memengaruhi paru-paru, saraf dan organ lainnya sehingga menyebabkan rasa
sakit dan menghambat kualitas hidup.
Karena
begitu seriusnya osteoporosis dampaknya bagi perempuan, perlu edukasi
untuk masyarakat agar menjaga kesehatan tulang dan sendi lewat gaya
hidup sehat dan asupan nutrisi yang tepat. Untuk mempertahankan massa
tulangnya, setiap orang perlu mengonsumsi 1.000 - 1.500 miligram kalsium
per hari. Selain itu melakukan gaya hidup sehat agar terhindar dari
risiko terkena osteoporosis, adalah hindari alkohol dan rokok, sebab
dua kebiasaan ini tidak baik untuk kesehatan.
Sumber : Rehat ( Ruang Sehat ).
0 komentar