Bayi
menangis digendong pegulat Jepang tampaknya aneh. Atau barangkali bayi
itu menangis lantaran takut sama pegulatnya? Boleh jadi kedua bayi dalam
gambar di atas menangis karena orangtuanya pergi entah kemana.
Gulat
tradisional Jepang menampilkan dua orang pegulat yang badannya besar,
melar kesamping dan terlihat seram wajahnya. Saat kedua pegulat itu
sudah naik pentas, keduanya lalu berusaha saling menjatuhkan dengan
memiting leher salah satu pegulat. Pegulat yang jatuh lalu ditindih dan
tidak mampu melakukan perlawanan, dinyatakan kalah.
Demikian
pula pegulat lawannya juga tidak mau kalah melakukan hal sama. Dia
membawa bayi lain dan menimang-nimangnya. Kedua pegulat bukan
melanjutkan pertandingan, akan tetapi malah meninabobokan kedua bayi
itu. Keruan saja kedua bayi itu ketakutan dan menangis keras-keras.
Sekilas
para penonton awam mengira lomba ini adalah kontes menangis para bayi
pesumo. Tapi ternyata tidak. Kontes ini mengikutsertakan bayi relawan
untuk diikutsertakan lomba bersama para pesumo. Seperti dilansir Japan Daily Press, Selasa (30/4/2013), kontes bayi menangis bayi 'sumo' ini digelar rutin setiap tahunnya dalam Nakizumo festival.
Nakizumo
yang berasal dari kosakata Jepang ini berarti bayi sumo menangis. Kali
ini lomba menampilkan sumo yunior yang menggendong bayi milik keluarga
yang rela anaknya dijadikan objek sampai menangis. Pesumo yunior tak
kalah menakutkan wajahnya dibandingkan dengan pesumo senior dan harus
membuat bayi dalam timangannya menangis kekejer.
Bayi
mana yang menangis paling lama, maka ia menjadi pemenang. Kontes bayi
menangis dalam Nakizumo festival ini sudah menjadi tradisi turun-menurun
di Jepang. Konon kontes itu disebutkan telah diadakan sejak 400 tahun
yang lalu.
Bayi
yang ditimang sumo yunior dan menangis cukup lama dinyatakan sebagai
bayi sehat. Tradisi ini berdasarkan atas kepercayaan leluhur Jepang.
Pepatah Jepang juga menyatakan ' naku ko wa sodatsu ', yang artinya bayi
yang sering menangis akan bertumbuh lebih cepat. ( Daily Press )
0 komentar