Ada
orang desa begitu kembali dari kota, mengatakan bahwa hidup di kota
besar bagaikan berpacu dengan melodi, eh...bukan berpacu dengan
kecemasan. Maksudnya, cemas ketinggalan angkutan umum yang membawanya ke
tempat kerja. Lalu cemas takut bangun kesiangan dan buru-buru mandi
dan berdandan rapi agar sampai kantor tepat waktu.
Kecemasan
masih ditambah lagi dengan cemas lainnya, di antaranya cemas menghadapi
kemacetan lalu lintas di jalan. Dia takut keserempet mobil di pinggir
jalan saat sedang berjalan di trotoar. Saat naik angkutan umum,
kecemasan semakin bertambah saat sopir menjalankan kendaraannya
ugal-ugalan dengan tancap gas mengejar setoran.
Cobalah
sesaat anda alihkan perhatian dari rasa cemas ke rasa nyaman dalam
kehidupan dengan membayangkan hal yang menyenangkan sekalipun hal ini
semu dan bukan dalam kenyataan. Akan tetapi dengan melatih membuat
nyaman dalam diri, boleh jadi rasa nyaman itu pada suatu saat akan
terbukti. Lalu caranya bagaimana untuk mendapatkan rasa nyaman dan
damai itu?
Psikolog
Agustine Dwiputri di rubrik psikologi konsultasi mengatakan, cara
mudah adalah dengan berlatih membuat berbagai afirmasi dan imajinasi
atau visualisasi . Intinya mengacu pada buku Shortcuts to Inner Peace
karangan Ashley David Bush ( 2011 ). Dalam buku itu diberikan cara
praktis yang dapat membantu orang menjalini hari-harinya dengan nyaman
dan damai.
Dikatakan
bahwa afirmasi adalah sugesti atau pernyataan positif yang jika sering
diulang-ulang dapat mengarahkan kembali pola-pola berpikir negatif yang
sudah mengakar selama ini. Afirmasi dapat dipakai untuk memperbaiki
sikap mental berbagai masalah, seperti kecanduan, kurang percaya diri
dan depresi.
Setiap
cara praktis ini akan mengaktifkan susunan saraf parasimpatik, yaitu
sistem pengatur dan penenang bagi tubuh dan pikiran. Saat saraf
parasimpatik dirangsang, tekanan darah akan menurun, suasana hati
meningkat, sistem kekebalan tubuh menguat. Secara keseluruhan membantu
pemulihan tubuh dari kondisi stres.
Penelitian
neurosains mengatakan bahwa otak kita lunak dan lentur. Dengan
kapasitas yang pasti untuk menciptakan jalur saraf baru dalam menanggapi
berbagai perilaku repetitif. Otak akan mencatat pengalaman baru dengan
menghubungkan neuron-neuron dengan cara sebelumnya yang tidak terhubung.
Semakin
sering kita mengulangi pengalaman tersebut, sirkuit makin menguat.
Dengan kata lain, hanya dengan menanggapi stres melalui cara yang baru
dan sehat dari waktu ke waktu, akan menciptakan kebiasaan baru yang
sehat terhubung ke otak kita. Jika otak sehat dan berpikiran positif,
rasa cemas akan hilang dengan sendirinya.
Latihan
yang paling gampang adalah saat kita diarahkan untuk santai, merilekkan
pikiran dari keruwetan barang sesaat. Melalui tarik dan buang napas
panjang dalam-dalam secara berulang-ulang, energi kecemasan, ketakutan,
ketidakberdayaan dalam diri kita buang jauh-jauh seiring hembusan napas
dalam tadi. Biarlah energi kecemasan dan teman-temannya itu dibuang
jauh-jauh dari dalam diri kita.
Saat
diri ini sudah tenang, nyaman mulai pejamkan mata. Visualkan dalam
pikiran hal-hal yang menyenangkan. Misalnya hari ini Anda sehat bersama
keluarga. Tetangga kanan-kiri tempat tinggal anda melempar senyum dan
sapa dengan anda dan anda pun membalas senyuman itu dengan tulus.
Demikian
pula dalam hal kegiatan di tempat kerja, suasana menyenangkan tetap
terjaga. Saat pulang kerja masih dalam kondisi letih karena lelah di
jalan, keluarga di rumah menyambut dengan gembira. Anda pun dengan
rileks masuk rumah dengan nyaman. Sementara energi keletihan, kecapaian
di jalan karena lalu lintas macet, misalnya, Anda tanggalkan di pagar
depan rumah.
Biarlah
energi letih itu diterbangkan angin menjauhi diri anda. Lakukan
visualisasi ini dalam latihan dan buktikan dalam kenyataan keseharian
baik di rumah dan di tempat kerja. Saat mendapati tubuh ini masih tetap
bugar dan sehat sepanjang hari, ucapkan syukur kepada Sang Pencipta
Alam Semesta ini, semoga esok hari kita masih dipertemukan dalam suasana
nyaman, damai, penuh kedamaian dan kekeluargaan.
0 komentar