ON LINE

Followers

MESJID LAU TZE PASAR BARU.

Diposting oleh BLOG SEHAT ALAMI Sabtu, 13 Agustus 2011

Sahabat sehat dengan kundalini reiki yang pernah datang ke Jakarta pasti tahu Pasar Baru. Ya...Pasar Baru adalah sebuah kawasan perbelanjaan terkenal di Jakarta Pusat lokasinya dekat dengan Masjid Istiqlal dan Gereja Kathedral. Selain sebagai kawasan perbelanjaan, Pasar Baru juga mempunyai mesjid sekalipun ukurannya tidak bisa disamakan dengan bangunan mesjid lainnya mengingat letaknya berdampingan dengan pusat perbelanjaan yang cukup ramai. Sekali pun letaknya cukup ramai dekat pusat perbelanjaan, jemaah yang datang melakukan sholat dan diam sejenak di mesjid cukup banyak khususnya di saat bulan puasa kali ini.



Mesjid Lau Tze itulah sebutan mesjid yang ada di Pasar Baru ini. Masjid Lau Tze di kawasan Pasar Baru Jakarta Pusat pada bulan Ramadhan menjadi salah satu pusat pelayanan syiar bagi umat Islam khususnya bagi kalangan Etnis Tionghoa. Jumlah warga Tionghoa yang menjadi muallaf di bulan Ramadhan bertambah dua kali lipat dibandingkan hari biasa di luar bulan puasa. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan Mesjid Lau Tze ini diadakan di bulan Ramadhan bagi umat Islam etnis Tionghoa, rekan Muhammad Yusuf dari Televisi Jakarta menyambangi kawasan ini Senin lalu.



Masjid Lau Tze terletak di jalan Lautze nomer 87 sampai 89 di kawasan perbelanjaan Pasar Baru Jakarta Pusat. Tidak seperti masjid pada umumnya yang memiliki kubah, Mesjid Lau Tze bangunannya berbentuk toko mengingat lokasinya terletak di antara ruko-ruko yang berjejer di sekelilingnya. Yang membedakan hanyalah bentuk pintunya saja yang menyerupai mesjid pada umumnya yaitu berbentuk oval pada bagian puncaknya.



Selain bentuk oval pada bagian atasnya, ada warna merah dan kuning yang merupakan warna khas etnis China, menjadi warna dominan pada bangunan mesjid ini. Begitu kita melangkah masuk masjid, warna merah dan kuning emas bertebaran di sekeliling dinding layaknya sebuah kelenteng. Bahkan di dekat mimbar terdapat tulisan kaligrafi ayat-ayat Al'Quran dari bahan kertas yang dibuat dengan teknik kaligrafi Tionghoa klasik. Hal ini dimaksudkan agar jamaah masjid yang sebagian besar muallaf Tionghoa tidak merasa asing dengan suasana dalam masjid.


Ruangan dalam Mesjid Lau sze tempat umat sholat berjamaah.


Masuk bulan suci Ramadhan saat ini aktivitas jamaah Masjid Lau Tze semakin meningkat khususnya di kalangan etnis Tionghoa. Bahkan jumlah warga yang menjadi muallaf atau masuk Islam, semakin bertambah jumlahnya di bulan suci ini. Masjid yang diresmikan pada bulan Pebruari 1994 ini awalnya hanya sebagai pusat informasi tentang Islam. Empat tahun kemudian masjid yang berada di bawah pengurusan Yayasan Haji Karim Alie Oey ini menerima pengislaman warga Tionghoa yang memeluk agama Islam.


Masjid Lau Tze nampak dari depan seperti ruko ( Foto: Novriyadi )


Kegiatan yang dilakukan oleh pengurus masjid untuk memperkenalkan Islam kepada masyarakat Tionghoa pun sangat beragam, mulai dari konsultasi, pengajian, pengislaman, pelaksanaan akad nikah, ceramah dan lain-lain. Sebanyak sembilan puluh lima persen kaum Tionghoa masuk Islam melalui mesjid ini. Saat puasa kali ini, masjid ini cukup aktif dalam berdakwah. Selain ramai pada waktu shalat tiba dengan hadirnya jemaah khususnya pada saat shalat Jumat, pengurus Yayasan Haji Karim Alie Oey pun menggelar acara buka puasa bersama setiap hari minggu.



Keberadaan Masjid Lau Tze yang telah memberikan nuansa tersendiri di kawasan Pecinan Jakarta Pusat, ternyata tidak terlepas dari peran Haji Karim Alie Oey itu sendiri. Beliau adalah seorang tokoh Muhammadiah dan pioner dakwah di kalangan etnis Tionghoa yang sudah tidak diragukan lagi peranannya sebagai pejuang kemerdekaan. Di samping itu beliau seorang muslim yang taat dan sukses di bidang ekonomi. Berkat kerja keras Haji Karim Oey pula, agama Islam kini terus berkembang di kalangan etnis Tionghoa.



Sejak tahun 1995 lebih dari seribu warga etnis Tionghoa telah memeluk agama Islam. Kendati terkesan bernuansa etnis Tionghoa, mesjid Lau Tze tetap terbuka untuk umat Islam dari berbagai etnis lainnya. Ini menunjukkan bahwa tidak ada batasan etnis dalam Islam, sekaligus membuktikan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin, atau rahmat bagi semesta alam.Tanpa bedug dan tanpa menara yang menjadi ciri khas sebuah masjid, itulah Masjid Lau Tze yang berada di kawasan Pasar Baru Jakarta.



Pertama kali jika Anda melihat Masjid Lau Tze di pinggiran Jalan 87-89 Lau Tze Pasar Baru Jakarta Pusat, tak akan pernah mengira bahwa bangunan tersebut adalah sebuah masjid. Selain merupakan gabungan dua ruko, tidak ada ciri khusus yang menandakan bahwa tempat tersebut adalah masjid. Dua buah pintu gerbang yang berbentuk oval serta berwarna merah sangat kental dengan nuansa Tionghoa, itulah yang menjadi ciri khas Mesjid Lau Tze.

0 komentar

Posting Komentar

SOFTWARE PSR.

ARUMSEKAR ON FACE BOOK.

REIKI LIKE

KOTA DAN NEGARA

STATISTIK ALEXA

About Me

Foto saya
Saya adalah manusia biasa seperti Anda juga yang sama-sama mengarungi hidup ini dengan menjalin tali persahabatan.Masih ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan khususnya bidang kesehatan alami. Karena itu saya tertarik belajar REIKI dan dengan REIKI pula saya belajar menyembuhkan diri sendiri dari gangguan penyakit. Namun demikian saya juga berteman dengan kalangan medis yang berprofesi dokter, perawat sekaligus sebagai Praktisi Reiki. Dengan merekalah saya belajar untuk menjadi manusia sehat baik jasmani dan rukhani. Senang melakukan perjalanan dinas karena tuntutan pekerjaan.

Blog Archive

ARUM ON BLOG SPOT COM.