Lima belas warga sipil yang meninggal dunia akibat serangan udara pasukan koalisi hingga semalam masih berada di rumah sakit Tripoli Libya. Keberadaan jenazah warga sipil Libya sekaligus membuktikan bahwa serangan koalisi ke Libya dilakukan secara membabi buta tanpa menghiraukan keberadaan warga sipil.
Keberadaan korban di rumah sakit Tripoli terdeteksi sejumlah wartawan asing yang meliput peristiwa konflik di Libya. Seorang petugas rumah Ahmad Hussein mengakui ke -15 jenazah tersebut merupakan korban serangan udara yang dilancarkan pasukan koalisi pada Rabu dan Kamis kemaren.
Di antara ke - 15 jenazah itu terdapat tiga jenazah perempuan. Sejauh ini pihak rumah sakit belum merilis nama-nama korban. Sementara para dokter rumah sakit juga belum bisa memberikan keterangan resmi. Belum ada verifikasi independen terkait keberadaan ke - 15 jenazah tersebut.
Pemerintah Libya mengungkapkan sejak pasukan koalisi melancarkan serangan udara, korban tewas di kalangan warga sipil Libya sedikitnya telah mencapai seratus orang lebih. Libya menuduh pemerintahan negara barat telah bekerjasama dengan pasukan pemberontak untuk menjatuhkan pemerintahan Libya yang sah.
Meski dituduh telah melancarkan serangan membabi buta, para pejabat militer barat membantah serangan koalisi telah menewaskan warga sipil Libya. Militer barat berdalih serangan udara ditujukan untuk memaksa diberlakukannya zona larangan terbang di atas wilayah udara Libya untuk semata-mata melindungi rakyat sipil Libya dari amukan tentara yang setia kepada rezim Khadafi.
Berita mengejutkan datang Minggu dinihari 1 Mei 2011 yang mengabarkan serangan udara NATO yang menggempur Tripoli kali ini menewaskan keluarga Khadafi. BBC News dalam siarannya melaporkan serangan udara NATO di Tripoli telah menewaskan anak lelaki dan tiga cucu pemimpin Libia, Muammar Gaddafi, demikian juru bicara pemerintah mengatakan.
Gaddafi sendiri juga berada dalam kediaman yang digempur dalam serangan udara tersebut namun ia berhasil lolos. Anak Gaddafi yang tewas adalah Saif al-Arab. "Serangan tersebut berujung di kematian suci Saif al-Arab Muammar Gaddafi, 29 tahun dan tiga orang cucu sang pemimpin ( Libia)," juru bicara pemerintah Moussa Ibrahim mengatakan.
Saif al-Arab pernah belajar di Jerman dan baru saja kembali ke Libia. Al-Arab tidak begitu terkenal oleh publik dibanding kakaknya Saif al-Islam yang pernah dituduh menjiplak disertasi kuliahnya di London School of Economics. NATO telah membenarkan telah melakukan serangan udara namun mereka tidak memberikan pernyataan mengenai laporan tewasnya anak Gaddafi.
Seorang juru bicara NATO mengatakan penyerangan telah menggempur "Sebuah tempat yang diketahui sebagai pusat komando dan pengendalian di daerah Bab al Azizya" Dia mengatakan telah mengetahui adanya laporan tewasnya sanak keluarga Gaddafi namu ia tidak memberikan komentar.
Sumber : Reuters/BBC/Libya - Dead body in hospital.
0 komentar