Hentikan apa yang sedang Anda kerjakan sekarang juga. Segera cari tempat yang sepi. Duduklah dengan nyaman, rileks dan santai. Akui kebesaran-Nya dan segera lemaskan tubuh sekarang lewat rileksasi singkat. Jangan lupa tersenyum manis, pasrahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dan sadari kegiatan mental kita sekarang ini. Demikian penggalan artikel seputar pelatihan meditasi yang dilayangkan Mailing List Alumni Inti Reiki Center kepada sehat dengan inti intinya reiki yang diterima lewat pos Sabtu siang kemaren.
Artikel selanjutnya mengulas tentang peranan pikiran dan perasaan kita. Dikatakan jadilah saksi terhadap keduanya ketika sedang mengamati dan menyaksikan pikiran dan perasaan. Bila proses ini telah terjadi perlahan-lahan lepaskan keduanya dan kembalilah sebagai posisi pengamat. Sekarang juga dengan hati-hati pindahkan kesadaran pengamatan kita sampai dapat melihat ruang di antara pikiran-pikiran. Waktu melakukan itu kita akan merasakan kedamaian bathin sedikit demi sedikit menyapa dan akhirnya terbentuklah kesadaran kita.
Semakin sering kita mencobanya semakin kuat dan terpusat kedamaian yang akan terbentuk. Melalui latihan teratur setiap saat dalam kondisi apa pun baik di rumah, kantor dan dalam perjalanan, kita akan melihat peristiwa di sekitar dengan lebih jelas lagi lewat mata bhatin. Saat itu akan mulai mendengar kebijaksanaan kita sendiri yang berbicara dari jantung kesadaran kita. Kebijaksanaan itu akan menolong membangun kapasitas untuk membuat hidup memiliki makna dan satu tujuan. Inilah awal dari meditasi apa pun jenisnya.
Kesabaran adalah kuncinya. Kekuatan konsentrasi dan kreativitas adalah buah akhir meditasi yang akan kita peroleh. Dijelaskan lebih lanjut sikap meditasi adalah sangat penting untuk diperhatikan terutama keadaan tulang punggung supaya tegak lurus. Ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terutama saat bangkitnya api kundalini yang tidak kita sadari. Karena kebangkitan kundalini prosesnya melalui Nadi Sushumna yang merupakan nadi utama yang terletak sepanjang tulang punggung memanjang dari atas mulai dari ujung tulang leher ke bawah hingga ujung tulang ekor di atas lubang dubur.
Setelah menguasai keadaan ini selanjutnya kendalikan Panca Indera Anda terutama mata fisik dengan memejamkan mata tapi jangan sampai ketiduran. Anda pun dapat memandang ujung hidung dalam keadaan mata setengah terbuka. Letakkan kedua tangan di atas lutut menghadap ke atas menengadah. Satukan ibu jari dengan jari telunjuk sehingga membentuk lingkaran. Ini dimaksudkan untuk mengekang emosi ( ego ) yang berasal dari Chakra Swadistan ( seks ) dan Visudhi ( tenggorokan ) dan melepaskan Tri Guna ( satwam, rajas dan tamas ) lewat ketiga jari tengah, manis dan kelingking yang membuka ke atas. Kalau kita perhatikan sikap ini menggambarkan tulisan 99 dalam bahasa Arab, simbol dari Asmaul Husna.
Bila meditasi Anda hanya memerlukan waktu singkat atau kesadaran Anda dalam keadaan terjaga penuh dengan kata lain seperempat kesadaran Anda mencapai visualisasi, maka cukup Anda gunakan posisi ibu jari menyentuh ujung jari telunjuk membentuk hurup O seperti lingkaran. Sebaliknya bila bermeditasi lebih dari 1 atau 2 jam dan ingin mencapai kesadaran tahap theta bahkan ingin sampai tahap samadi sebaiknya gunakan posisi ibu jari memencet ujung jari telunjuk yang ditekuk ke dalam. Cara kedua ini membuat keutuhan posisi jarik telunjuk untuk tetap menyentuh ibu jari saat kesadaran Anda melupakan tubuh fisik.
Disaat seperti ini biasanya gerakan badan tidak lagi dapat dikontrol sebab pikiran berada pada titik konsentrasi yang sangat tinggi ke objek yang sedang dimeditasikan sehingga pengontrolan tubuh oleh pikiran mendekati titik terendah. Dengan kata lain tubuh bergerak tanpa adanya kesadaran pikiran. Itulah gambaran dari pelaku meditasi yang begitu menikmati jalannya meditasi.
Tapi bila meditasi ini adalah meditasi penyelarasan energi reiki dan kundalini yang waktunya 30 menit sudah membuat Anda cukup panik....tebak saja bila waktu penyelarasan sampai 1 hingga 2 jam....tubuh Anda akan bergerak sendiri bagaikan jailangkung yang digerakkan oleh sang dalang.
Sumber tulisan : Buletin Inti Reiki Maret 2010
0 komentar