Nitrogen dari asap kendaraan, pabrik dan pupuk mengancam keberadaan 60 % satwa liar Eropa di padang rumput, semak belukar dan hutan. Meski Eropa mampu menekan emisi nitrogen hingga 30 % dalam beberapa dekade terakhir. Karena itu Eropa setiap tahun harus mengeluarkan 55 miliar - 28o miliar poundsterling ( sekitar Rp. 780 triliun - Rp. 4000 triliun ) untuk menanggulangi dampak akibat nitrogen pada lingkungan dan kesehatan.
Nitrogen yang dihasilkan manusia bersifat reaktif. Nitrogen membuat tanah semakin asam, tetapi tetap dapat berfungsi sebagai pupuk. Di tempat lain nitrogen yang digunakan sebagai pupuk mudah terbawa angin dan menyuburkan gulma. Pertumbuhan gulma secara masif seperti rumput dan semak berduri, menyebabkan tanaman yang lebih kecil dan halus seperti aneka rumput dan tumbuhan pemangsa serangga sulit tumbuh.
Akibatnya kondisi ini mengancam kehidupan satwa liar yang mengandalkannya pada pertumbuhan gulma tersebut. Pemimpin peneliti, Kevin Hicks dari Institut Lingkungan Universitas York, Stockholm kepada BBC, Jumat 15/04/2011, menyebutkan wilayah Semenanjung Antartika Selatan paling cepat mengalami pemanasan.
Sumber : BBC/MZW.
0 komentar