Tahun 1999 merupakan tahun kelam bagi kelompok pecinta senam dan meditasi, setelah pemerintah China tiba-tiba melarang kegiatan Falun Gong. Seketika itu juga Falun Gong ( dibaca Falun Kung ) sempat surut di tanah kelahirannya namun penyebarannya ke luar Tiongkok sungguh pesat. Sekalipun terusir dari tanah kelahirannya sendiri, Falun Gong malah tumbuh subur di pelbagai belahan dunia. Ibarat jamur yang tumbuh subur di musim hujan, Falun Gong boleh diberangus di kampung halaman sendiri, akan tetapi di lahan tetangga tetap tumbuh subur. Itulah prolog tentang Falun Gong yang merupakan cara menempa diri untuk memperoleh kemajuan kesehatan fisik dan mental.
Begitu terusir dari kampung halaman sendiri, ternyata Falun Gong diam-diam sudah masuk Indonesia. Aktivitas yang dikerjakan kelompok ini antara lain senam dan meditasi. Selain Jakarta, Yogjakarta, Surabaya, Bali, Medan kini Falun Gong sudah masuk Batam. Ribuan orang telah merasakan manfaat dari latihan ini di antaranya menjadi manusia sejati, sabar dan baik.
Sekali lagi latihan Falun Gong menyangkut latihan mengolah jiwa dan raga. Latihan raga berupa gerakan-gerakan lembut mirip gerakan senam dan meditasi. " Tujuannya mengolah fungsi tubuh ( raga ), membangkitkan energi dalam tubuh, menyerap energi alam semesta dan energi yang terbentuk dalam tubuh, " ujar Then YS, salah seorang praktisi senior Falun Gong yang tinggal di Jakarta sebagaimana dia tuturkan kepada Fajar Pratikto dalam Mind, Body and Soul Intisari beberapa tahun lalu. Sedangkan kultivasi jiwa mempunyai tujuan meningkatkan kualitas moral lewat penyelarasan diri dengan karakteristik alam semesta, yaitu Zhen - Shan - Ren yang diterjemahkan menjadi Sejati - Baik - Sabar.
Sejati lalu dijabarkan menjadi benar, lurus, dan jujur. Baik mencakup kebajikan, suka menolong dan tidak mementingkan diri sendiri sedangkan sabar diartikan penuh toleransi, pengendalian emosi, tahan uji serta mampu melepaskan keterikatan hati. Dengan berlatih Falun Gong diharapkan semua praktisinya meningkatkan standar moral dalam kehidupan sehari-harinya, bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan kewajibannya.
Karena perkembangannya begitu pesat sejumlah kalangan menilainya sebagai agama baru, bahkan dituduh sebagai aliran sesat. Jelas Then menolak tegas anggapan ini. " Ini bukan agama, karena dalam prakteknya tidak ada ritual, aktivitas yang ada kaitannya dengan agama. Para praktisi Falun Gong dengan keinginan sendiri berlatih dan belajar bersama. Jika sudah bosan boleh pergi dan datang kembali, " ujarnya.
Selain praktek menyehatkan tubuh sendiri, Falun Gong tidak berpolitik. Praktisi Falun Gong hanya belajar perlunya mematut diri sesuai kriteria tingkat tinggi serta melepaskan keterikatan hati. Karena itu kegiatan Falun Gong jauh dari keinginan untuk berpengaruh, berkuasa dan sebagainya. Pusat pembinaan dan latihan Falun Gong tidak menarik iuran atau sumbangan. Sedangkan para pengajarnya dengan sukarela memberikan pelatihan sampai peserta mendapatkan manfaat kesehatan dan kebugaran tubuh. ( bersambung ).
Sumber : Mind, Body and Soul Intisari Volume 3/2007.
0 komentar