Siang ini ketika membaca artikel Hidup Sehat dengan Reiki yang ditulis Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, S.H ada satu artikel kesehatan medis kedokteran yang dibantu dengan Metode Reiki. Dari artikel "Reiki for Breast Cancer Patients" yang ditebitkan oleh Ontario Reiki Programme Center ( 2004) dikemukakan sebuah tim penelitian dari John Hopkins menemukan bahwa lazim pada penderita kanker payudara mengalami kekacauan perasaan ( mood disorders), depresi (depression), gejala kekacauan bipolar (bipolar disorder symptoms) dan pada kasus-kasus yang eksterm juga mengalami psychoses). Penelitian itu menemukan bahwa satu dari tiga orang penderita kanker payudara mengalami peningkatan psychological distress sebagai akibat post-operative treatment. Dengan terapi Reiki dapat mengatasi dampak samping tersebut.
Beberapa efek samping (side effects) akibat pengobatan HIV/AIDS oleh dokter dapat diatasi dengan memberikan REIKI. Efek samping yang tercatat di Ontario Reiki Programme Center dapat berupa rasa sakit (pain), seperti abdominal, arthralgia (joint pain), headache, neuropathy (pain/tingling in arms/legs/hands/feet)atau berupa myalgia (nuscle pain), depresi (depression), kelelahan (fatigue), sulit tidur (insomnia) dan general Malaise.
Efek samping dari chemoteraphy bagi penderita penyakit kanker adalah kerontokan rambut, rasa lelah yang sangat (fatigue), nausea, muntah (nausea and vomiting), rasa kesakitan (pain) dan infeksi karena pengurangan sel-sel darah putih yang dikenal sebagai neutropenia. Neutropenia berdampak terhadap satu dari tiga orang pasien penderita kanker yang menerima chemotheraphy treatment.
Pasien dapat mengalami demam dan infeksi terutama di mulut, tenggorokan, sinus, paru-paru dan kulit. Sehubungan dengan kasus ini, Reiki dapat menjadi sarana yang baik untuk mengatasi dampak yang tidak diinginkan itu. Karena Reiki dapat meningkatkan Immunoglobulin A (IgA) yang melindungi permukaan selaput lendir, yaitu lapisan jaringan yang membatasi rongga saluran pencernaan dan saluran pernafasan (mucosal surfaces) tubuh dari infeksi dan merupakan mekanisme utama untuk menyediakan kekebalan tubuh (local immunity) terhadap infeksi di dalam usus/saluran pencernaan dan sistem pernafasan (respiratory tract).
Lalu apakah Reiki juga dapat mengatasi atau paling tidak menormalkan kadar gula dalam darah? Jawabannya ya. Dengan metode Inti Reiki atau Non Kundalini Reiki, seorang praktisi Reiki yang pernah menderita diabetes dapat menyalurkan energi Inti reiki kepada diri sendiri atau orang lain dengan afirmasi sebagai berikut:
1. Turunkan dan normalkan gula darah saya (atau nama pasien yang direiki).
2. Hidupkan kembali sel pankreas saya (nama pasien) ini agar dapat memproduksi kembali insulin.
3. Kembalikan dan tingkatkan fungsi vital saya (nama pasien) 3 kali lipat secara merata dan seimbang.
4. Tingkatkan energi chakra seks saya (nama pasien) untuk memperkuat energi organ reproduksi 3 kali lipat agar kembali normal dan berfungsi dengan baik.
Salah satu mitra hidup sehat dengan reiki di Waskita Reiki sering menerima sms/telepon dari klien yang mengeluhkan kadar gulanya tinggi dan tidak mau normal. Semua ini karena efek samping dari pemakaian obat penurun kadar gula darah yang sering dikonsumsinya. Dia memohon padanya untuk mereiki jarak jauh. Permintaan klien ini disanggupi asal dengan teratur mau menerima energi Reiki sebagaimana disarankan.
Beberapa klien (pasien) yang telah menerima reiki jarak jauh menyatakan bahwa kadar gula darahnya mendekati normal dan beberapa klien yang organ badannya sudah membusuk (kaki, tangan) lambat laun mengering dan segera disarankan untuk ke dokter buat terapi lanjutan medis. Mitra hidup sehat dengan reiki selalu berpesan kepada pasiennya asal dengan niat, pasrah selalu baik sangka pada-Nya semua penyakit pasti ada obatnya. Nah tinggal apakah mereka mau menjalankan hidup sehat atau tidak?
Sesungguhnya yang menyembuhkan adalah Tuhan YME. Praktisi Reiki adalah saluran buat perantaraan Reiki mengalir. Biarlah Tuhan yang berkarya dalam penyembuhan. Dokter, Penghusada Reiki, Praktisi Tenaga Dalam dan Penyembuh Alternatif lain adalah manusia biasa yang dalam menjalankan aktivitasnya terlebih dahulu berdoa, bermohon, bermunajat agar Tuhan berkenan menyembuhkan. Selanjutnya saran dokter agar kita mau hidup sehat dengan teratur ialah mau beraktifitas fisik. Apa itu?... para blogger menjawab, "Ngeblog Dok! Bukan!..Olahraga...olahraga...olahraga." jawab dokter singkat.
Sumber : Hidup Sehat dengan Reiki Prof. Sutan Sjahdeini, S.H. (Reiki Master) dan Kumpulan Afirmasi Inti Reiki Dr. Riko Rahardian.
0 komentar