Sebuah hotel bintang lima di Tokyo yang baru-baru ini ditutup kini dibuka kembali untuk menampung para pengungsi korban bencana gempa bumi, tsunami dan krisis nuklir PLTN Daiichi Fukushima Jepang. Para pengungsi yang berasal dari kota Iwaki telah berdatangan ke hotel ini menyebabkan kota Iwaki yang semula dihuni 350 jiwa, kini menjadi kota hantu karena ditinggalkan warganya yang khawatir dengan radiasi nuklir PLTN Fukushima.
Para pengungsi dan korban tsunami mulai menempati kamar di sebuah hotel mewah di Tokyo yang akan menjadi tempat tinggal sementara hingga akhir Juni nanti. Sebanyak 138 keluarga menempati bekas hotel Grand Prince, sebuah hotel bintang lima yang dibangun oleh arsitek Kenzo Tange dan pernah menjadi ikon kota Tokyo selama setengah abad.
Sebelumnya sebagian besar pengungsi itu tinggal di berbagai stadion yang tersebar di Tokyo karena tidak bisa mendapatkan rumah tahap pertama yang dibagikan pemerintah. Kota Iwaki tempat asal para pengungsi tidak berada di zona ekslusif 30 km di luar reaktor nuklir Fukushima Daiichi yang bocor itu. Saat ini kota Iwaki masih berantakan akibat goncangan gempa 9.0 pada skala Richter. Puing-puing bangunan berserakan dan belum seluruhnya dibersihkan sehingga membuat kondisi bagaikan kota hantu.
Pemerintah secara resmi mengatakan total korban tewas sebanyak 12.876 orang dan 14.865 orang hilang dalam bencana gempa dan tsunami itu. Warga selamat berusaha mencari permukiman baru dengan tinggal sementara di dalam stadion yang tersebar di wilayah Tokyo yang akhirnya mereka ditampung di Hotel Grand Price.
Sumber : Reuters/Japan Evacuees stay home in Grand Prince Hotel.
0 komentar