Indonesia
yang terletak di garis khatulistiwa mempunyai iklim tropis yang dibagi
menjadi musim penghujan dan kemarau. Karena pengaruh adanya dua musim
itu kondisi kepulauan Indonesia banyak dihuni nyamuk dari berbagai
spesies. Maka penduduk yang tinggal di pedalaman atau pantai harus hidup
berdampingan dengan nyamuk.
Akibatnya
bukan tidak mungkin dalam perjalanan waktu ada kasus demam berdarah
menyerang suatu daerah di mana penduduknya ada yang belum mengenal
lebih dalam tentang nyamuk demam berdarah. Lalu apa demam berdarah itu?
Dan apa yang menjadi faktor pencetus terjadinya demam berdarah?
Perlu
diketahui penyebab DBD disebabkan oleh virus dengue berjenis
Flavivirus. Ada empat jenis virus dengue, yaitu DEN - 1, DEN - 2, DEN - 3
dan DEN - 4 yang bersirkulasi di Indonesia. Seseorang yang darahnya
terjangkit virus ini akan menularkan pada orang lain melalui gigitan
nyamuk. Biasanya orang hanya mengetahui bahwa penyebar virus ini adalah
nyamuk Aedes Aegypti, namun masih ada satu jenis lagi yaitu Aedes
Albopictus.
Menurut
Kesehatan Akhir pekan, kedua jenis nyamuk itu rajin menyerang manusia.
Berdasarkan penelitian Dr. drh Upik Kusumawati Hadi MS, umumnya nyamuk
deman berdarah aktif menghisap darah pada pukul 8 - 11 pagi dan pukul 3 -
5 sore. Dari penelitian ini juga terlihat bahwa kedua jenis nyamuk ini
seakan membagi tugas.
Aedes
Aegypti biasanya aktif di dalam rumah, sementara Aedes Albopictus di
luar rumah. Artinya ancaman DBD bisa berada di mana saja. Oleh karena
itu, perlindungan keluarga dan diri sendiri dari DBD harus dilakukan di
dua waktu penting tersebut.
Untuk
menangkal ancaman serangan kedua nyamuk itu, ada dua cara yang bisa
dilakukan untuk melindungi keluarga dan diri sendiri. Cara pertama
dengan cara proaktif yang mengarah pada sisi pencegahan dan bukan
dilakukan setelah nyamuk menggigit dan kasus DBD sudah terjadi. Beberapa
cara tersebut adalah mengenakan pakaian berlengan panjang.
Selanjutnya
mengolesi krem anti nyamuk di bagian tubuh terbuka, menyemprot atau
memasang obat anti nyamuk pada waktu tertentu. Cara lain dengan
memelihara ikan agar makan telur atau jentik nyamuk. Atau Anda menanam
tanaman anti nyamuk di halaman rumah seperti Zodia, Germanium, Kemangi
dan Lavender.
Cara
kedua bersifat reaktif yang biasanya dilakukan sebagari reaksi stelah
terjadinya serangan dan kasus DBD. Caranya segera lakukan fogging massal
dari dinas kesehatan ( dinkes ) di wilayah masing-masing. Selanjutnya
melakukan gerakan 3 M yaitu menguras bak mandi, menutup tempat
penampungan air dan mengubur sampah yang berpotensi menampung air.
Gerakan
perlawan terhadap nyamuk penyebar DBD yang cukup eksterm kita lakukan
dengan memberantas sarang nyamuk ( PSN ) secara bersama-sama. Saat
pemberantasan sarang nyamuk ada baiknya kita minta bubuk abate dari
pihak dinas kesehatan setempat. Begitu pentingnya gerakan berperang
melawan nyamuk dan virus DBD, maka menjaga lingkungan rumah kita
masing-masing dan lingkungan sekitarnya agar tetap bersih harus
dilakukan terus-menerus.
Tujuannya
agar kita semua terhindar dari gigitan nyamuk penyebar DBD beserta
virusnya. Satu nyamuk penyebar DBD saja sudah bisa melumpuhkan manusia
apalagi jika banyak nyamuk DBD ada di sekitar kita. Singkatnya nyamuk
DBD satu tapi temannya banyak yang bersembunyi di tempat yang tidak
terlihat.
Sumber : Sehat akhir pekan/Kompasiana.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati, sedia payung sebelum hujan..
Belum adanya cara yang efektif untuk membumihanguskan jenis nyamuk ini. Kita harus senantiasa waspada.