Kejahatan
dengan menggunakan hipnotis untuk memperdayai korbannya sudah sering
kita dengar beritanya. Korban karena modus hipnotis biasanya terjadi di
tempat keramaian akan tetapi terkadang juga terjadi di rumah. Biasanya
pelaku menanyakan sesuatu kepada calon korbannya dan mengadakan
komunikasi dua arah seakan-akan sudah saling mengenal akrab.
Korban
yang tidak menyadari dirinya mulai dihipnotis, mulai mengikuti semua
perintahnya tanpa sadar. Mulailah pelaku memberikan instruksi kepada
korbannya untuk menuturi semua perintahnya. Ibarat kerbau dicocok
hidungnya, maka semua perintah itu akan dituruti korbannya tanpa sadar.
Uang
itu merupakan tabungannya yang disimpannya di rumah. Peristiwa bermula
saat korban yang berusia 57 tahun sedang berbelanja ketika ada seorang
wanita yang menepuk pundaknya dan bertanya beberapa hal. Sambil berkata
terus pelaku menyerahkan sebuah kantong plastik padanya. Selanjutnya
dalam pengaruh hipnotis, korban diminta pulang ke rumah dan bertemu
beberapa jam kemudian di Boston Common.
Tanpa
sadar begitu tiba di rumahnya, korban lalu mengambil harta miliknya
berupa kalung, gelang, dua cincin emas, paspor serta uang tunai sebesar
160.000 dollar AS. Semua barang itu dimasukkan tas plastik dan dibawanya
menuju Boston Common, tempat ketiga wanita pelaku hipnotis menunggunya.
Selanjutnya tas plastik berisi harta bendanya itu diserahkan kepada
pelaku.
Begitu
tas plastik diterima, ketiga pelaku langsung kabur meninggalkan
korbannya. Polisi Boston yang menerima laporan aksi kejahatan lewat
hipnotis lalu melacak keberadaan ketiga pelaku, akan tetapi mereka sudah
raib tanpa meninggalkan jejak. Kejadian ini membuat warga di Pecinan
Boston menjadi lebih waspada. ( UPI ).
0 komentar