Kemajuan
teknologi yang semakin pesat di bidang teknologi informasi,
perlahan-lahan memengaruhi perkembangan pola komunikasi manusia.
Munculnya berbagai situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter
tak dapat dimungkiri telah mengubah pola pikir seseorang dalam
berinteraksi sosial ke orang lain. Inilah yang disebut dengan era new
wave media yang diibaratkan sebagai pisau bermata dua.
Di
satu sisi membawa hal positif dan di sisi lainnya membawa hal negatif
tergantung kepada si pengguna pisau tersebut. Demikian pula dengan
pengguna Facebook dan Twitter melalui internet, sebagian orang cenderung
lebih vokal saat menggunakan jejaring sosial. Sementara di dunia nyata,
orang justru memilih diam tidak bereaksi.
Cyberbullying
diartikan sebagai kondisi saat seseorang diintimidasi, dipermalukan,
bahkan diancam oleh satu atau banyak pihak. Tindakan mengintimidasi
dan sejenis tekanan kepada orang itu dilakukan melalui teknologi
informasi, seperti media sosial, blog, chat room bahkan telepon
genggam. Karena itu korbannya biasanya mengalami tekanan psikis dan
mental, karena sekali pelaku menyebarkan intimidasi, maka sesama
pengguna internet yang tidak tahu masalahnya akan tahu berita intimidasi
ini.
Penelitian
tentang cyberbullying baru-baru ini dilakukan di Amerika Serikat oleh
sebuah riset pasar global. Penelitian yang dilakukan pada pertengahan
November 2011 memaparkan, 74 persen responden Indonesia memilih Facebook
sebagai sumber kasus cyberbullying. Tidak hanya Facebook saja yang
rawan terhadap cyberbullying, pengguna Twitter pun sudah tidak asing
lagi dengan sejumlah kasus yang pernah terjadi di linimasa.
Sejumlah
akun milik publik figur sering kali diintimidasi massa karena sebuah
tweet yang mengundang kontroversi. Fitur Klasika Internet dalam
tulisannya menyatakan, beberapa di antaranya menanggapi dengan cara yang
tenang, tetapi ada pula yang langsung menonaktifkan akun untuk beberapa
hari. Yanh perlu diwaspadai adalah hal ini dapat berkembang menjadi
hal yang mengkhawatirkan.
Pihak
yang diintimidasi bisa saja merasa tertekan dan berangsur menjadi
depresi. Bahkan sejumlah kasus di luar negeri memaparkan, cyberbullying
dapat memicu orang untuk bunuh diri karena mental yang lemah. Pribadi
yang tidak tahan dengan cyberbullying bisa saja menutup akun pribadi
untuk sementara.
Pilihan
lain yang ada dengan berkonsiliasi dengan pihak yang mengintimidasi.
Caranya mengeblok akun tersebut jika masih mengganggu. Dalam menyikapi
pikiran harus jernih dan sikap yang dewasa agar dapat mengambil tindakan
yang lebih bijak.
Sumber : Fitur Klasika/Internet.
0 komentar