Emas
walaupun berbentuk serpihan debu, tetap berharga selangit. Karena
begitu pentingnya serpihan debu emas dalam jumlah banyak dalam sebuah
lokasi, menjadikan pemiliknya kalang kabut mencarinya. Pasalnya,
Laboratoriom perusahaan farmasi Pfizer Inc di Missouri AS menyatakan
kehilangan debu emas yang nilainya ditaksir sekitar 700.000 dollar AS
atau kalau dirupiahkan nilainya Rp. 6,7 miliar.
Nilai
itu merupakan harga beli tahun lalu. Menariknya, harga emas dalam satu
tahun terakhir ini pesat. Lenyapnya debu emas membuat polisi di
Chesterfield dan petugas di laboratoriom tersebut terus menyelidiki
keberadaan debu emas itu.
Tidak
juga dijelaskan manfaat debu emas itu diolah di laboratoriom Pfizer.
Tetap debu emas itu sudah sering digunakan dalam industri, seperti
perawatan gigi dan produk elektronik. Tahun 2004 pernah diadakan
penelitian tentang penggunaan emas untuk penyakit artritis.
Namun
misteri lenyapnya debu emas, menurut Pfizer dalam pernyataannya dengan
AP ( 08/12 ), harus diusut sampai tuntas. Bagaimanapun hilangnya debu
emas dalam jumlah banyak harus ditanggapi dengan serius.
Hilangnya
debu emas, hilang pula produk olahan dari bahan baku debu emas. Atau
jangan-jangan debu emas itu sudah hilang karena adanya angin kencang.
0 komentar