Banyak
jalan menuju Madrid, banyak jalan ke Kalkuta, banyak jalan menyampaikan
aspirasi dalam suatu hal, agar didengar pemangku kekuasaan. Karena
sudah bosan dalam menyampaikan orasi saat berdomenstrai ala
konvensional, yaitu bicara berapi-api di suatu wilayah, maka ada cara
unik menyampaikan aspirasi dengan cara unik. Para peternak pedesaan
Spanyol akhirnya memilih cara unik ini, yakni berunjuk rasa dengan
menggembalakan 2.000 domba melintasi ibu kota Madrid, Minggu pekan lalu.
Unjuk
rasa ini dipicu gencarnya urbanisasi dan pertanian modern yang terjadi
di Spanyol akhir-akhir ini. Saat aksi unjuk rasa para penggembala
bersikukuh untuk mempertahankan tradisi penggembalaan kuno mereka dan
hak-hak bermigrasi yang semakin terancam di Spanyol. Ketika kawanan
domba melintasi pusat-pusat kota Madrid, sejumlah turis asing
geleng-gelang kepala, demikian pula para pengguna jalan dibuat tertegun
oleh pemandangan luar biasa ini.
Dengan
lonceng berdentang nyaring yang dikalungkan di setiap leher domba-domba
tersebut, suasana pusat kota Madrid sontak riuh. Ada yang bertepuk
tangan agar kawanan domba lincah bergerak sehingga klontung yang
ada di leher domba semakin berbunyi nyaring. Anak-anak berteriak
gembira menyambut kawanan domba melintas yang biasanya mereka lihat
sedang merumput di padang ilalang tempat penggembalaan pedesaan
tersebut.
Para
penggembala itu seakan-akan menapak tilas jejak para leluhur yang sudah
menggembalakan domba secara besar-besaran sejak abad ke-14. Saat itu
Madrid sendiri sudah menjadi pusat urbanisasi Spanyol ketika tradisi
beternak mengalami masa keemasan pada abad itu. Raja Phillip II akhirnya
memilih Madrid sebagai ibu kota pada tahun 1561.
Reuters / JOY.
0 komentar